Mengajarkan sebuah ilmu juga dapat
kita tempuh dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan kita. Misalkan dengan
lisan berupa ceramah, tausiyah maupun nasehat. Bisa juga lewat tulisan, buku, yang
dapat dipahami dan disebarluaskan dengan berbagai media yang ada. Apabila
memungkinkan, ilmu yang bersifat praktek dapat kita ajarkan dengan cara mempraktekkan
langkah-langkahnya pada yang kita ajari.
Memang, akan lebih baik kita
mengajarkan ilmu yang kita sendiri sudah berhasil melakukannya. Tapi tiada
salah juga mengajarkan pengetahuan yang belum kita praktekkan, jika itu
mengandung kebaikan. Ya, meski kita belum dapat mengamalkan secara keseluruhan.
Bahwa sisi terpenting dari kesuksesan sebuah pembelajaran adalah yang kita
ajarkan sedikit namun dapat di amalkan sebanyak-banyaknya. Jadi, ilmu tersebut
berkah.
Sekarang, mari kita tengok pada
diri masing-masing. Ilmu apa saja yang berhasil kita dapatkan dan kita terapkan
dalam kehidupan kita mulai lahir hingga usia kita sekarang ini. Ilmu tidak
mengenal tinggi rendahnya strata pendidikan, dari siapa kita dilahirkan,
seberapa kaya maupun miskin diri kita. Ia hanya mengenal keikhlasan dan
kesiapan dari si penerima ilmu. Karena ilmu adalah cahaya. Dan cahaya tidak
akan pernah sampai pada jiwa yang senantiasa berbuat kemaksiatan.
Apapun ilmu yang kita kuasai,
bersegeralah untuk memulai mengajarkan ilmu tersebut pada orang lain. Ilmu yang
bermanfaat tentunya. Selain harta yang disedekahkan, suatu hal yang takkan
pernah berkurang jika dibagikan adalah ilmu. Bahkan ia akan terus bertambah dan
melekat pada diri seseorang. Ia bahkan dapat menjadi sumber pahala yang tiada
putusnya bahkan ketika kita telah tiada.
Mungkin bagi kita ilmu yang kita
anggap sepele dan sederhana, sangat biasa bagi kita. Namun, siapa sangka ilmu
tersebut sangat luar biasa berguna bagi orang lain. Bahkan dapat merubah nasib
seseorang menjadi lebih baik. Mulailah berfikir untu tidak egois. Bob Sadino
pernah berkata, ia tidak ingin ilmu dan pengalaman yang ia miliki hanya akan ikut
terkubur saat ia meninggal nanti. Ia ingin ilmunya dapat dipelajari orang lain.
Berawal dari pemikiran pada
tulisan ini, saya ingin belajar berbagi ilmu. Dengan cara yang mampu saya
lakukan. Menulis adalah salah satu jalan saya berbagi ilmu. Meski pemahaman
saya belum sepenuhnya benar, saya berharap dengan menulis dapat memperbaiki
sendi-sendi kehidupan saya menjadi lebih baik. Saya dapat banyak belajar, dan
siap menerima masukan dari siapapun yang mau mengingatkan kekhilafan terhadap
apa yang saya tulis.
Karena prinsip saya dalam menulis
adalah menulis dengan ilmu. Menulis sebagai investasi akhiratku. Berharap,
semua yang tertulis bagaikan nafas yang terus membuat saya hidup meski suatu
saat saya telah pergi meninggalkan dunia ini.
Khalila Indriana, 2013.
100 hari penuh inspirasi
No comments:
Post a Comment