Sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa dunia ini tidak mengenal lelah untuk selalu bergerak dan mengalami perubahan. Oleh yangmaha Mengatur, dunia ini telah dirancang sedemikian rupa dengan rapi dan seimbang. Siang selalu menjemput malam, malam menyelimuti siang. Begitu terus menerus berputar. Setia dan tunduk atas kuasa-Nya. Tiada yang membantah, tiada yang minta waktu untuk sekedar rehat. Rehat? Maka, berhentilah seisi dunia.
Manusia juga senantiasa bergerak., berubah dari waktu ke waktu. Bedanya? Allah yangmaha Pemurah memberi kita waktu untuk istirahat. Melepas lelah serta waktu berfikir untuk menentukan langkah kita selanjutnya. Kita melakukan banyak hal baik yang berkala, terus-menerus maupun insidental. Seperti mata pisau atau sebuah gergaji, jika lama dipakai bisa tumpul. Banyaknya tugas-tugas yang harus diselesaikan membuat kita sering berfikir irrasional untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Kita sering lupa, ada cara-cara terbaik yang sering kita lewatkan. Disini yang saya bahas berbeda ya, dengan sifat otak manusia. Yang jika otak sering dipakai untuk berfikir, maka semakin tajamlah ia.
Butuh banyak waktu untuk menyelesaikan banyak hal. Kita dapat menghemat waktu dengan menggunakan alat. Misalkan memotong kayu, butuh gergaji. Tetapi, jika gergajinya tumpul akan sama saja. Membuang waktu malah. Seringkali kita beralasan tidak memiliki banyak waktu, karena semua harus segera kita selesaikan. Bahkan kita akan mengatakan tak punya waktu untuk mengasah gergajinya!
Baiklah, bagaimana jika kita memberikan sedikit waktu untuk rehat. Kita asah gergajinya, agar ia tajam kembali. Agar pekerjaan kita lebih efektif setelahnya. Agar waktu yang kita butuhkan jauh lebih sedikit, daripada kita nekat menggunakan gergaji tumpul. Butuh strategi, butuh kesiapan. Ketika kita merelakan sedikit waktu untuk berfikir, memperbaiki posisi, menata ulang jadwal, mengasah skill, dan merefresh segala aktifitas kita. Dengan rehat, akan ada banyak manfaat yang bisa kita ambil. Gergaji yang makin tajam. Performa kita, menunjukkan kemampuan diri yang meningkat itu jauh lebih bagus.
Saya banyak terinspirasi dari catatan PSH teman-teman sebelumnya yang memaknai rehat versi yang lain. Tentang filosofi berkendara, 60 detik untuk merenung... banyak pesan yang beharga. Berhenti sejenak agar segalanya seimbang. Kita berhenti,orang lain yang bergerak. Saat kita berhenti, gunakan sebaik-baiknya untuk me-refesh hidup kita. Agar kita lebih siap, lebih nge-joss lagi.
Tulisan ini hanya sedikit pengingat bagi kita, atas Kebiasaan Efektif ke-7 dari Covey. Semoga masih renyah untuk di kunyah, dengan bumbu persepsi saya sendiri. Selamat rehat semua!
Khalila Indriana, 2013.
100 hari penuh inspirasi
No comments:
Post a Comment