Khalila Butik Hijab Syar'i

Sunday, November 16, 2014

Learning by Doing

Flashback.
Tau gak sih, dulu saya itu pendiam sekali. Pendiam, kalau bicara suaranya kecil, sampai-sampai ada yang pernah bilang harus majuin telinganya dulu baru bisa dengerin suara saya. Ya, begitulah saya. Pendiam dalam arti sebenarnya, bukan cuma pendiam saat tidur seperti pendapat kebanyakan orang. Jangankan bicara di depan umum, bicara pada diri sendiri saja aku sulit #eh.

Tak pernah membayangkan jika suatu hari saya harus berdiri di hadapan audience yang lumayan banyak (ehm). Paling banter harus presentasi tugas saat sekolah atau kuliah di depan teman-teman sekelas yang cuman 6 gelintir plus dosen itu. Apalagi dulu lumayan aktif di kegiatan OSIS dan ROHIS, tapi pemain belakang panggung alias gak tampil-tampil. Bahkan pernah ditegur secara langsung sama ketua osisnya saat itu (yang kebetulan juga cewek), "Mbok ya kalau ngomong itu suaranya dikerasin dikit." Ah, ya sudahlah. Saya memang pendiam kala itu, saya akui.

Tapi, belakangan keterampilan public speaking ini, menjadi keterampilan yang gak bisa saya tawar lagi untuk saya kuasai. Saya sempet mikir, bisa gak yaa... berani gak ya... Jawabannya: Harus bisa, harus berani!

Cerita dikit ya,
Sabtu, dapat undangan dari adik-adik ROHIS SMADA, almamater saya dulu. Diminta buat mengisi acara bedah buku (walau pada akhirnya saya lebih enjoy menyebutnya sharing kepenulisan) bareng Indriani Taslim dan Amah Hida Cakep.

Ahad, dapat undangan dari teman-teman KSEI SCORE U untuk mengisi materi Pengenalan FoSSEI dan KSEI SCORE U pada Diklat Ekonomi Islam (DEI). Masih bareng Indriani Taslim dan Fery Setiawan.

Bener kata Mbak Hida, penguasaan keterampilan public speaking hanya masalah jam terbang. Semakin banyak kita melakukan, semakin banyak pengalaman. Setiap kali kita melakukan, ada hal yang bisa kita pelajari, kita jadikan bahan evaluasi. Learning by doing. Belajar sambil melakukan, karena apa? Pengalaman adalah guru yang terbaik bukan? Seperti menulis gitu deh, butuh 1000 kata perhari kalau mau tulisan kita makin baik dari hari ke hari. Sama seperti menulis, public speaking is a skill.

Siapa sangka, anak yang dulu selalu malu kalau harus tampil di depan umum. Anak yang selalu grogi kalau diajak ngomong orang yang dianggapnya lebih keren, lebih pinter, lebih oke. Anak yang selalu meminta mulut orang lain sebagai perpanjangan mulut untuk menyuarakan pendapatnya. Anak yang suka tidak pede karena bicaranya tidak jelas di telinga orang lain. Anak yang tidak punya taji/keberanian karena merasa kurang dalam segala hal alias kelebihan.

Kini, anak itu harus memberanikan diri untuk memegang mic, menatap ke depan dengan dagu terangkat, menyapukan pandangan ke puluhan bahkan ratusan audience yang ada di depannya. Mengerahkan segala kemampuannya, ilmu yang dikuasainya, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di luar perkiraannya. Anak yang suaranya nyaris didengarkan semua orang yang hadir. Mendengarkan. Menyimak. Ingin tahu.

Sungguh, ini tak terbayangkan oleh anak itu. Saya, saya yang dulunya bukan siapa-siapa. Bukan orang yang perlu diperhatikan ataupun kata-katanya didengar. Saya yang sedang belajar dengan cara saya sendiri. Saya yang tidak tahu sampai kapan Allah mengijinkan saya berkesempatan belajar dengan cara melakukan seperti saat ini. Saya bukan siapa-siapa, saya hanya orang yang sedang belajar berbagi dengan orang lain dengan cara saya sendiri.

Selama kesempatan itu masih ada, saya akan berusaha. Teringat pesan Ustad Felix dalam ceramahnya,
"Umar bin Khattab ra. pernah menyampaikan pesan untuk kita:
Maksiat itu, mudah dan tidak lelah ketika melakukan. Tapi, nikmatnya sementara dan dosanya tetap. Berbuat baik itu, memang melelahkan. Tapi, lelahnya hanya sementara dan pahalanya tetap. Paling lelahnya cuman sampai kematian datang.
Jadi, jangan gadaikan kenikmatan yang sementara itu dengan sesuatu keburukan yang kekal. Namun, tukarlah lelah yang sementara untuk berbuat kebaikan di dunia dengan suatu kenikmatan yang kekal di akhirat yaitu syurga."
 
Terimakasih ya Alloh atas segala kesempatan ini. Seperti menemukan oase, dalam kegersangan mencari jati diri. Mungkin benar, waktu tak menunggu kita sempurna untuk berbuat kebaikan, sekecil apapun. Waktu memberi kita kesempatan untuk berbuat baik yang suatu saat membuat kita mendekati kesempurnaan. Menggapai cita-cita tertinggi kita di dunia, khusnul khatimah.

Semoga, semoga, semoga Allah kabulkan segala cita-cita. Terimakasih kepercayaannya.

P.S. : Makasih... browniesnya manis, semanis kenanganku tentang pengalaman ini. :)

Friday, November 14, 2014

Menjalani Hidup

Ada salah seorang temanku mengupdate statusnya, pasca kelulusan.

Pertanyaan 'menyebalkan' setelah "kapan wisuda?" adalah apalagi kalau bukan masalah itu.

Maksudnya, apalagi kalau bukan pertanyaan kapan nikah? Haha, ada terbersit kegetiran ketika mendengar kata-kata temanku tersebut. Mungkin saja benar, bukan hanya dia yang mendapat pertanyaan itu. Aku contohnya. Kalau boleh dibilang, pertanyaan itu bisa saja bermaksud mendoakan yang ditanya. Iya, boleh jadi maksud hatinya begitu. Kita sih amin-amin aja ya kalau ada yang doain, siapa tahu memang besok jodoh kita nongol. Yah, siapa tahu bukan tempe.:D

Daripada kita bahas itu, aku mau cerita ah... kegiatanku pasca diwisuda bulan oktober lalu.

Seru!

Mungkin itu satu kata yang bisa menggambarkan hari-hariku saat ini. Meski itu penilaianku dari kacamata positifnya saja. Kalau aku pake buat ngeluh, satu halaman folio juga ayok-ayok aja aku nulisnya. Tapi, aku gak pengen membebani kalian yang kebetulan nyasar di blog-ku ini untuk mendengarkan curhatan sampah, omong kosong, tulisan galau dan keluhanku yang gak jelas... aku pengen share yang positif-positif aja deh. Apa aja sih kegiatanku saat ini? kalau mau tau, lanjutin aja bacanya sampe akhir..



Menulis

Menulis apa? Aku banyak nulis status, tweet, dan artikel blog. Nulis status fesbuk buat enjoy2an aja. Kadang curhat, kadang juga posting yang berat. Kadang sharing dari newsfeed yang oke aja. Suka-suka gue lah.. yang penting sekarang frekuensi OOT di statusku mulai berkurang. Ih, malu juga kali kalo keseringan ngelantur di status. Bukannya pencitraan, tapi kesadaran diri. Pengendalian diri. Begitulah. Lagian, mulai berpikir... kata-kata adalah doa. Ada benarnya juga itu, suer. Penting-gak penting sih.. buat ngilangin jenuh aja mainan fesbuk.

Kalau soal nulis tweet itu lain lagi ceritanya. Ceritanya tweet2ku itu berbayar. Jadi salah satu admin dari produsen Hijab Syar'i punya teman. Awalnya sih pengen bantuin aja. Murni itu lah... tapi karena sana pengennya juga dikelola secara professional, akhirnya ada fee untuk tiap bulannya yang masuk rekening.

Curcol dikit nih, tapi aku kok jadi berasa kurang sreg ya lama kelamaan. Bukan,,, bukan karena malas ngetwit atau gak cocok kerjaannya. Tapi kenapa ya, ketika dibayar dengan duit kontan itu justru membuatku jadi beban. Beban mental. Psikologis-ku rada terganggu. Aku jadi ngerjain itu dengan berat hati, gak enjoy karena ngerasa punya tanggungan/tanggung jawab karena dibayar. Masalah ini pengen aku diskusikan dengan temanku itu. Tapi, aku pikir-pikir dulu lah... apa benar karena itu aku jadi kehilangan spirit dan inspirasi buat menghandle akun itu? Aku akan coba beberapa waktu lagi. Semoga bisa kembali merasakan enjoy itu. Atau mungkin temenku itu baca ini? Jadi setidaknya tau kendalaku. Eh, jadi curcol kepanjangan. Balik lagi ke pembahasan.

Ketiga nulis artikel blog nih. Seru sih, aku sama temen2ku di shadowriter sering dapat orderan nulis artikel buat konten web. Harapannya sih kedepan bisa jadi penyedia jasa penggarapan artikel rewrite professional. Lumayan deh hasilnya, buat jajan bakso sama es teller. Kerjanya juga nyantai (dikeplak). kadang juga lembur kayak gini ngerjainnya. Namanya ja freelance, kalo ada order kita kerja, kalo enggak paling nulis aja di blog shadowriters.

Sama... apa lagi ya.. aku mau nulis naskah kedua untuk bukuku. Juga ngerjain buku sejarah universitas pesanan rektorku. Doain ya semua... biar lancar segala urusan. Jujur nih, lagi butuh support gadget baru biar makin produktif. Soalnya laptop di rumah cuman satu dan ini laptop umat. Mbak mulai dapat orderan edit foto dikerjain di rumah, kembaran juga kerjaannya sama kayak aku, nulis. Kan mulai repot bagi waktunya. Yah, semua ada waktunya. Waktunya butuh, masa sih Alloh bakal ngebiarin hambanya susah terus. Makanya bantu doa dong, yang baca ini... bantu modalin juga ayok. Hehehe...

Membaca

Membaca perlu aku jadiin sub bahasan sendiri nih. Why oh why... karena aku lagi demen banget baca buku, pinjam buku dan beli buku. Pemangsa buku. Pelahap buku. Book Eaters! Haha... Kayaknya selama kuliah juga pengen banget dapet momen-momen kayak gini. Setiap hari dikelilingin buku-buku, di mana-mana ada buku, baca kapanpun di manapun ada buku dalam genggaman. Asik banget deh. Aku juga pengen kegiatan ini bakal menunjang pekerjaanku: menulis. Nanti pastilah ada saatnya bakal bersyukur bisa baca banyak hal. Pengen juga segera punya rak buku di rumah. Buku-buku berkeliaran, butuh ruang. Oh ya, aku juga lagi rajin baca artikelnya Jamil Azzaini. Artikel yang singkat, tapi menggugah.

Jadi Penyiar Radio Streaming

Hellowwww..... pernah bayangin gak sih, aku yang pendiem dan gak pinter-pinter amat ngomong bisa gabung di Team Radio GoPesantren, on air siaran seminggu dua kali, di rumah aja, cuman modal laptop, internet sama headset doang? Alhamdulillah, diijinkan Allah untuk berbagi ilmu dengan cara apa saja. Aku bawain program yang gak jauh-jauh amat dari passionku, menulis. Nama programnya Menulis Dengan Hati (MDH). Jadwalnya setiap Selasa dan Kamis jam 15.00-17.00 WIB.

Alhamdulillah deh, sambutan di team besutan kak Elvan Syaputra ini lumayan ramah & asik. Semoga istiqomah, itu aja sih doanya...

Ikut Komunitas

Pas ada acara Festival Ponorogo Sejuta Buku 2014 kemarin di Gd. Appolo itu, ada launching Komunitas Literasi Indonesia Ponorogo  (KLIP) yang aku gagas bareng ichon, mbak Hida dan Mbak Ruwi. Alhamdulillah, lumayan jalan aktivitas komunitas baru ini, offline maupun online. Mungkin lain waktu aku tulis detailnya... (soalnya panjang ceritanya, hehehe).

Kedua, masih sama mbak Hida... kayaknya bakal aktif juga di CAKEP (Citarasa Kebaikan Pelajar) bareng Cakepers Ponorogo, komunitasnya anak-anak muda SMP dan SMA. Ih, berasa muda kembali deh... hehehe.. Kemarin, ada acara bareng pas memperingati hari pahlawan. Berbagi manisnya kebaikan dengan bagi-bagi lolipop sebagai simbolis manisnya kebaikan itu. Seru deh!

Yang jelas aku seneng, meski dah gak status mahasiswa lagi. masih bisa aktif di kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Bahagianya tuh di sini (nunjuk dada).

Jalan-Jalan

Ngomongin jalan-jalan, aku lebih sering jalan-jalan ke toko buku kayaknya. Kadang beli buku, kadang enggak. Hehehe... gak masalah. Bagiku dan ichon, toko buku itu syurga dunia kawan! Kalaupun mau jalan-jalan ke mal atau tempat makan, ehm.. duitnya gak ada bo'! Paling pol kuat bayarin parkir sama bensin doang. hehehe...

Akhirnya...
Itu dia secuplik kisahku pasca kelulusan. Belum ada pandangan mau kerja apa setelah ini.. aku harap sih, ada lowongan kerja yang cocok dan bisa aku apply. Aamiin.. Semoga...

Btw, rumahku direnov bagian depannya.. pintu dan jendela kaca udah berubah. Pintu dipasang di tengah dengan jendela kecil di kanan kirinya. Okelah, oke banget malah, untuk sebuah perubahan kecil setelah 18 tahun rumah ini berdiri. Alhamdulillah ya Allah... :)

Besok siang jam 13.30 WIB ngisi bedah buku di SMADA. Aku prefer nyebutnya sharing kepenulisan deh. Diundang adek-adek dari ROHIS SMADA... Alhamdulillah, cita-citaku kesampaian. Balik ke SMADA dengan karya, kira-kira begitu nazarku kemarin. Alhamdulillah ada peluang berbagi ilmu lewat bukuku yang bakal diulas besok. Doanya, semoga acara lancar.

Oh ya, Ahad jam 13.00 WIB, lanjut ke kampus ngisi acara diklat KSEI SCORE U. Pengenalan FOSSEI dan KSEI ke temen2 pejuang ekis di UMP. Sama ichon dan moderatornya mas Fery. Semoga lancar juga.. harus persiapin materi nih. Bismillah ya Allah..

Udah ya, tanganku capek. Masih harus nulis artikel biologi buat dikirim sama nulis notulensi rapat team GoPesantren tadi malam. Hwaaaa,,,,,, Bismillah deh, moga masih kuat. Tapi, gak berasa terlalu ngantuk setelah nulis sepanjang ini. Kata empuz, 1000 words is the key! Aku sih sebenernya ngikutin saran postingan FLP Mesir kemaren. Nulis, meskipun itu nge-crap alias nyampah di blog, yang penting nulis. Btw, udah berapa kata ya postingan ku ini? Wow, dah seribu kata lebih!

Udah ya, bye!

Khalila Indriana, yang kadang ngerasa bersyukur punya insomnia. Selamat menjalani hidup!

Thursday, November 13, 2014

Writers Block

Malem ini, iseng-iseng buka chat yang udah lama banget... sama seorang temen yang sekarang kuliah di luar negeri. Awal cerita, dulu sebelum dia ke kuliah di LN, saya pernah dikasih sebuah majalah kampus yang di situ ada tulisan dia. Setelah aku baca-baca lagi isi chat ini... kayaknya permasalahan writers block masih menjadi topik yang hangat di kalangan penulis. Hehehe.. Kebanyakan penulis bukannya gak bisa nulis, tapi ada saja kendala yang menjadikannya tidak menulis.

Ternyata, di chat ini saya lebih banyak mematahkan pendapat teman saya yang mengeluh kalau tulisannya bla bla bla. Kalau menulis ya menulis saja. Ini jadi semacam tamparan keras buat saya sendiri saat saya terkena writers block, baca ini bikin saya keki. Soalnya kadang-kadang suka gak pede juga sama tulisan saya sendiri. Haha.

Buat sharing dan nambah ilmu aja ya,, sory kalo banyak typo, banyak salah english-nya. Seingat saya chat ini jg pas malem2, no grammar no tenses. Tapi inshaAllah masih bisa diikuti obrolannya...

K: Do you remember the magazine which published your article, that u ever gave to me?
F: ohh, that’s was a long time ago
hahaha
K: haha, but I still remember ur expression
when u gave it for me
haha
F: how was my face that time?
K: it was so enthusiasm... and u really need a comment from me
haha
F: yeah,i remember that, and when i start to read that article again i fell so silly to write that article, ....
K: it mean you may be will success to write your next articles.. cause.. you can laugh now when u read your written
F: and now i have so many ideas to write, but i just don't get any mood to write those ideas, i mean i lost those spirit to write.
K: we need passion
it is important than spirit may be you lost it now
F: i write every night on my diary, that's for my personal, but for people i don't think that's a good idea for now, i mean i don't see that's writing article and being published for my age is necessary for now.
K: umm,, not bad. I think that's not a problem. put your ideas on a journal is better than you not write anything. but, I have different opinion may be
writing is not about how genius you are
F: you right.its not about how jenious we are. but a big question for me, why we write?being famous? being known as a writer? or enjoying our hobby?
K: no, of course as a writer we have a reason why. everyone life with their opinion.but, we must share your thinking about. So, we will know, how stupid we're..and the reader is the best teacher, editor, and they will tell us our mistake...
F: good point.
K: so,could you tell me why you still reading books, a novel or articles right now?
F: honestly,im not that guy who brings book everywhere and read one book in a week, i read book for my personal thirsty, i mean when i depressed i need an enlightenment,when i feel sorrow i browse internet and i read an article, i read because when i read i got something that i need,
K: you get what you need?
and how about you can give?
F: not for now, i just looked to my self, and i don't get see anything in my self, when i read about sincerit and im trying to write it down, i feel shame, because should i tell people to do this and me my self so far far away from that idea.
K: owh,better you look around. just a few people get chance to learn atone of the best place like you....
I believe no one can give something if they have nothing
And you have it
F: you right. i live in many differences people and culture, that's really means something for me.
K: we will waiting for your contribution
F: just wait and watch.


Pesan saya buat yang baca ini, apapun yang menjadi kendalamu saat ingin menulis... yakinlah akan ada manfaat yang bisa kamu dapatkan dari menulis. Juga manfaat yang dapat kamu berikan bagi pembaca tulisanmu. Nice lesson.

Terimakasih yang dah pernah sharing sama saya tentang ini. Pelajaran berharga terkadang datang dari orang yang justru memiliki pemikiran berseberangan dengan kita. Dia akan memancing pemikiran-pemikiran kita yang terpendam di dasar fikiran.

P.S.: Just for share. Semoga ada manfaat yang dapat diambil. :)