“Life is like a
birthday cake. Just by looking at its, we can feel the delicacy before
tasting it. But we will only be able to really enjoy it when we cut it
into pieces that are smaller and chew slowly.”
-khalilaindriana, 2013
Setiap orang berhak mendefinisikan arti kehidupan. Ada yang mengartikannya secara sederhana, ada juga yang rumit bahkan tak terdefinisi maknanya. Ada yang menganggap hidup itu jalani biasa-biasa saja, tidak usah wah. Ada juga yang beranggapan karena hidupitu hanya sekali, jadi harus dijalani secara luar biasa. Diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dan penuh kejutan. Agar kelak tiada merugi, tidak menyesal. Dengan aset waktu yang sama, jangan heran jika ada yang mampu berbuat lebih banyak tapi ada juga yang waktunya habis untuk mengeluh dan merasa paling menderita.
Itulah mengapa banyak yang mencari arti hidup, karena saking banyaknya tugas yang harus kita jalani dalam kehidupan ini. Tapi intinya hanya satu, yaitu beribadah kepada Tuhan. Selama diniatkan seperti itu, semua bernilai pahala disisi-Nya. Apapun bentuknya, bagaimanapun caranya, mana saja jalan-Nya, di manapun tempatnya, kapan saja kita mampu berbuat. Ada rambu-rambunya, juga remnya. Jika ada yang salah, itu memang sudah sifat dasar manusia. Yang perlu digarisbawahi, mau tak kita lakukan usaha memperbaiki. Perbaikian yang terus-menerus, bukan yang sekarang ingat besok lupa lalu kembali diulangi kesalahan yang sama.
Hiduplah sesuai kenyataan. Jika kenyataan hidup kita terlalu berat untuk dijalankan, hal pertama yang perlu diubah adalah pikiran. Memikirkan hidup kita baik-baik saja adalah satu langkah untuk membuat dunia sepakat juga. Memandang dunia itu seperti cerminan yang ada dalam diri. Ia memantulkan energi yang sama, sama jujurnya dengan cermin yang terbentang yaitu alam raya.
Duniamu adalah dunia yang kau ciptakan sendiri. Bukan dunia yang diinginkan orang lain.Fokus pada diri, bukan berarti egois tak peduli sama sekali. Itu semua agar engkau memiliki sesuatu yang lebih, agar engkau dapat berbagi seluas-luasnya manfaat yang kau miliki. Bukan dirimu yang butuh dimengerti, tapi mengertilah dahulu kekuatan dirimu sendiri. Maka engkau akan lebih memahami orang lain. Bukanlah mereka yang butuh dimengerti, asal mereka tahu cara menghargai dan mengambil sisi manfaat dari orang lain secara arif. Maka, tiada yang akan saling membebani. Dan tak ada masalah yang perludi besar-besarkan.
Seperti sebongkah kue ulang tahun, kita dapat merasakan betapa lezatnya ia bahkan sebelum kita mencicipinya. Hanya dengan sekali memandang. Ya, hanya dengan melihat penampakannya. Tapi, kita hanya akan benar-benar menikmatinya ketika kita mengirisnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Lalu mengunyahnya secara perlahan.
Seperti itulah hidup. Di tengah gemerlapnya yang indah menyilaukan, tidak hanya kebaikan namun juga keburukan yang datang tanpa ampun silih berganti. Ada yang berhasil dengan jalan kebaikan, namun tak banyak yang terperosok dalam hingar-bingar kenistaan. Pandai-pandailah tuk memilah dan memilih, lalu rasakan. Menikmatinya, manis pahit akan jadi biasa. Kesempurnaan rasa. Akan ada sensasi rasa yang tak terbayangkan sebelumnya, kala kita hanya melihatnya. Itulah rasa. Itulah nilai. Agar kita tak terlampau salah paham dengan kehidupan yang kita jalani.
Bergegas, tapi bukan tergesa. Perlahan, tapi tak ketinggalan. Supaya tepat waktu sampai ke tujuan. Ketika kita sadari ada yang Maha Sempurna, maka ada baikya kita terus berusaha mendekatinya.
Seperti itulah saya mendefinisikan hidup, bagaimana dengan Anda?
-khalilaindriana, 2013
100 hari penuh inspirasi
-khalilaindriana, 2013
Setiap orang berhak mendefinisikan arti kehidupan. Ada yang mengartikannya secara sederhana, ada juga yang rumit bahkan tak terdefinisi maknanya. Ada yang menganggap hidup itu jalani biasa-biasa saja, tidak usah wah. Ada juga yang beranggapan karena hidupitu hanya sekali, jadi harus dijalani secara luar biasa. Diisi dengan hal-hal yang bermanfaat dan penuh kejutan. Agar kelak tiada merugi, tidak menyesal. Dengan aset waktu yang sama, jangan heran jika ada yang mampu berbuat lebih banyak tapi ada juga yang waktunya habis untuk mengeluh dan merasa paling menderita.
Itulah mengapa banyak yang mencari arti hidup, karena saking banyaknya tugas yang harus kita jalani dalam kehidupan ini. Tapi intinya hanya satu, yaitu beribadah kepada Tuhan. Selama diniatkan seperti itu, semua bernilai pahala disisi-Nya. Apapun bentuknya, bagaimanapun caranya, mana saja jalan-Nya, di manapun tempatnya, kapan saja kita mampu berbuat. Ada rambu-rambunya, juga remnya. Jika ada yang salah, itu memang sudah sifat dasar manusia. Yang perlu digarisbawahi, mau tak kita lakukan usaha memperbaiki. Perbaikian yang terus-menerus, bukan yang sekarang ingat besok lupa lalu kembali diulangi kesalahan yang sama.
Hiduplah sesuai kenyataan. Jika kenyataan hidup kita terlalu berat untuk dijalankan, hal pertama yang perlu diubah adalah pikiran. Memikirkan hidup kita baik-baik saja adalah satu langkah untuk membuat dunia sepakat juga. Memandang dunia itu seperti cerminan yang ada dalam diri. Ia memantulkan energi yang sama, sama jujurnya dengan cermin yang terbentang yaitu alam raya.
Duniamu adalah dunia yang kau ciptakan sendiri. Bukan dunia yang diinginkan orang lain.Fokus pada diri, bukan berarti egois tak peduli sama sekali. Itu semua agar engkau memiliki sesuatu yang lebih, agar engkau dapat berbagi seluas-luasnya manfaat yang kau miliki. Bukan dirimu yang butuh dimengerti, tapi mengertilah dahulu kekuatan dirimu sendiri. Maka engkau akan lebih memahami orang lain. Bukanlah mereka yang butuh dimengerti, asal mereka tahu cara menghargai dan mengambil sisi manfaat dari orang lain secara arif. Maka, tiada yang akan saling membebani. Dan tak ada masalah yang perludi besar-besarkan.
Seperti sebongkah kue ulang tahun, kita dapat merasakan betapa lezatnya ia bahkan sebelum kita mencicipinya. Hanya dengan sekali memandang. Ya, hanya dengan melihat penampakannya. Tapi, kita hanya akan benar-benar menikmatinya ketika kita mengirisnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Lalu mengunyahnya secara perlahan.
Seperti itulah hidup. Di tengah gemerlapnya yang indah menyilaukan, tidak hanya kebaikan namun juga keburukan yang datang tanpa ampun silih berganti. Ada yang berhasil dengan jalan kebaikan, namun tak banyak yang terperosok dalam hingar-bingar kenistaan. Pandai-pandailah tuk memilah dan memilih, lalu rasakan. Menikmatinya, manis pahit akan jadi biasa. Kesempurnaan rasa. Akan ada sensasi rasa yang tak terbayangkan sebelumnya, kala kita hanya melihatnya. Itulah rasa. Itulah nilai. Agar kita tak terlampau salah paham dengan kehidupan yang kita jalani.
Bergegas, tapi bukan tergesa. Perlahan, tapi tak ketinggalan. Supaya tepat waktu sampai ke tujuan. Ketika kita sadari ada yang Maha Sempurna, maka ada baikya kita terus berusaha mendekatinya.
Seperti itulah saya mendefinisikan hidup, bagaimana dengan Anda?
-khalilaindriana, 2013
100 hari penuh inspirasi
No comments:
Post a Comment