Saya pernah membaca kalimat ini dari sebuah novel. Bahwa
apapun yang kita lakukan sekecil dan sesederhana apapun dalam hidup ini dapat
mempengaruhi nasib orang lain. Menimbulkan akibat kepada orang maupun
lingkungan sekitarnya. Hingga kadang kita protes jika ada orang lain yang
berbuat seenak jidatnya. Buang sampah sembarangan, kebiasaan terlambat,
membatalkan janji tanpa alasan dan seterusnya. Apalagi jika kondisinya memang
sedang tidak bermasalah, sudah kejadian barulah bilang maaf dengan ringan.
Memang sih ada banyak tipe-tipe orang seperti ini. Cuek dan tidak peduli. Tidak
peka dan sensitivitasnya rendah.
Repotnya kalo kita yang kebetulan berurusan dengan orang
tidak peka ini adalah sederet jadwal yang telah diatur sedemikian rupa, bisa kandas
sekejap mata. Alangkah kalang kabutnya jika pekerjaan-pekerjaan lain diluar
urusan tersebut terbengkalai. Inginnya tepat waktu jadi ngaret. Inginnya beres, tapi bikin mbrebes. Bukan menyalahkan, tapi perlu dikoreksi kalau perlu ingatkan
dengan sidiran. Kalo tidak mempan ya ditegur langsung. Nah, alih-alih
memperbaiki diri dalil “alon-alon asal
kelakon” dan “kita berencana Tuhan
yang menentukan” keluar deh. Lalu
“Tuhan tidak akan merubah nasib seseorag
sebelum ia merbah nasibnya sendiri” itu, kapan dipakainya?
Lewat tulisan ini, saya ingin mengajak pembaca agar kita
lebih peka lagi terhadap peranan kita. Penting gak penting bagi kita, bisa jadi
sangat penting bagi orang lain. Posisi kita seringkali menjadi pusat yang
menentukan bagi nasib orang lain. Sadar tidak sadar, entah kapan momennya. Kita
hanya perlu mengantisipasi dan sadar diri agar tidak banyak korban berjatuhan,
merugi akibat ulah kita. Ekstim ya? Memang. Kalau kita merasa kita gak salah
dan gak berbuat apa-apa, padahal jelas itu akibat dari perbuatan kita,
hati-hatilah. Karena kita tidak pernah tahu, apabila yang merasa terdzolimi
oleh kita berdoa sungguh-sungguh minta keadilan dan dikabulkan oleh Yangmaha
Kuasa. Semoga ia berdoa yang baik-baik ya, untuk kita.
Tanamkan kepekaan dalam diri. Agar semua merasa nyaman akan
kehadiran kita dan apapun yang kita lakukan. Mari hidup lebih bermakna. Untuk
diri sendiri dan terutama bagi sebanyak-banyaknya orang. Semoga tulisan saya
ini bermanfaat. Bukan malah menjerumuskan pembacanya. Amiin. J
-khalilaindriana, 2013
100 hari penuh inspirasi
No comments:
Post a Comment