Khalila Butik Hijab Syar'i

Tuesday, June 4, 2013

Makna Satu Kata #32 ANDIL: Membangun Kebaikan


Sambil menunggu masuk kelas kewirausahaan kemarin, saya menyempatkan diri ke perpustakaan sebentar. Biasa, sekedar baca-baca artikel di koran untuk menyegarkan fikiran. Saat saya membolak-balik koran republika, ada kolom yang (selalu) menarik untuk saya baca. Yaitu tulisan mbak Asma Nadia, yang kali membahas tentang "MEMBANGUN KEBAIKAN".

Seperti yang beliau sampaikan dalam tulisannya, saya juga yakin saat ini masih banyak orang yang baik. Namun yang menjadi permasalahan, kebanyakan masih diam. Dalam artian untuk menyeru kebaikan dan kebenaran. Perasaan takut, merasa sok baik, dsb. tentu menjadi faktor yang membuat banyak orang masih diam dan ragu dalam menyeru kebaikan. Misal, kita tahu banyak mal yang masih tidak memperhatikan fasilitas ibadah bagi pengnjungnya. Hanya tersedia mushala kecil di basement dekat parkiran. Jika kita ingin pelayanan ditingkatkan, sempatkanlah untuk datang ke customer service untuk mengajukan keluhan. Satu, dua, sepuluh dst. jika setiap kali orang berfikir untuk mengajukan komplain maka pihak manajemen mal pasti akan 'ngeh', dan berusaha meningkatkan kualitas.

Dalam membangun kebaikan, setiap orang harus punya andil yakni mem-follow up kebaikan2 yang ada di sekitarnya. Saat ini media, sosmed, memiliki pengaruh sangat signifikan dijadikan sarana untuk menjalankannya. Memanfaatkan fasilitas retweet, share, atau menuliskan kembali gagasan kebaikan dengan bahasa kita sendiri. Satu orang yang mengutarakan kebaikan, disambung dengan kebaikan-kebaikan yang lain lama kelamaan akan membentuk ikatan yang kuat. Sehingga tidak hanya keburukan yang umum ditunjukkan, namun kebaikan menjadi suatu hal yang wajar dan harusnya memang lebih dapat diterima.


Dalam hadits arba'in yang di riwayatkan oleh Muslim disebutkan, Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.”

Ya, itu semua kebali pada masing-masing. Mau ikut berjuang menerbar kebaikan atau memilih tetap menjadi baik bagi dirinya sendiri dalam DIAM.

Just for share. Semoga Allah mencatat amal baik kita.. :)



Khalila Indriana, 2013
100 hari, kurang berapa hari ini PSH? :P


Saturday, June 1, 2013

Makna Satu Kata #31 RELA: Mari Bermurah Hati!

Kepedulian terhadap sesama merupakan hal yang tak terpisahkan dari sifat-sifat yang menaungi seseorang dalam berperilaku dan bersosialisasi dengan orang lain. Di jaman yang serba hitung-hitungan ini, manusia yang paling mendapat tempat di hati masyarakat adalah yang murah hati. Mereka yang melakukan segala sesuatu atas dasar kerelaan (tulus), bukan dari seberapa besar keuntungan yang akan diraih. Meski memang harus ada pengorbanan bagi orang lain yang ia pedulikan. Kalau bahasa orang jawa, sifat seperti itu disebut "loman", tidak eman-eman. Waktu, tenaga, pikiran seolah-olah sudah lunas terbayar asal orang lain dapat merasakan manfaat dari apa yang kita lakukan. Tanpa pamrih, tanpa mengharap imbalan.

Tuhan menciptakan manusia di muka bumi ini dengan berbagai keutamaan, di antaranya kesabaran dan murah hati (hilm). Rasulullah menegaskan bahwa kesabaran dan kemurahhatian dapat membawa manfaat di dunia dan menghasilkan pahala berlimpah di akhirat. Menurut Ibn Abi Dunya, sabar dan murah hati merupakan puncak keutamaan, sumber kebaikan, dan pokok ketentraman hidup manusia.

Banyak juga yang menganggap orang loman ini sudah langka alias jarang ada. Jadi, kalau menemui orang yang murah hati, ada saja komentar negatifnya yang muncul. Cari muka lah, gila aja jaman gini ada orang yang mau ngasih cuma-cuma, paling baiknya sekali-kali doang, dan seterusnya. Bahkan tak jarang orang yang berbuat baik dan murah hati ini malah dicurigai. Wah, miris juga ya.

Sikap positif dan apresiatif terhadap orang yang murah hati akan menimbulkan kepercayaan diri seseorang untuk senantiasa berbuat baik dan lebih baik lagi. Bukan sekedar maksud menyanjung-nyanjung secara berlebihan, yang justru dapat menimbulkan kesombongan semata. Tetapi, menjadikan sifat murah hati menjadi lazim dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan singkat yang ingin saya sampaikan adalah jangan ragu untuk berbuat kebaikan, milikilah sifat murah hati kepada sesama dalam bentuk apa saja. Entah itu harta, waktu, pemikiran, tenaga, lakukan apa saja selama itu beranfaat. Sedikit atau banyak yang mampu kita lakukan, pasti akan ada efeknya bagi orang lain dan kehidupan yang lebih baik. Benarkah tidak perlu hitung-hitungan? Iya, ada Allah yang menjaminnya. Allah punya pahala, Allah punya segalanya. Yakin, perhitungan Allah jauh lebih tepat dan tak diragukan ke-valid-annya.

Murah hati merupakan salah satu sifat Rasullullah yang patut kita teladani. Mengingat cerita Rasulullah yang tetap berbuat baik kepada seorang yahudi buta, tetap setia menyuapinya dengan lemah lembut meski si yahudi sangat membenci beliau. Muhammad sebagai Rasul utusan Allah. Begitulah seharusnya, berbuat baik kepada siapa saja. Bermurah hati dalam rangka mensyukuri nikmat yang Allah karuniakan.

Saya masih ingat betul kata-kata guru agama saya di SMA. Jika kita berani mengatakan nyoh (memberikan yang kita miliki di jalan Allah), maka Allah tanpa ragu akan membalasnya dengan nyoh nyoh nyoh nyoh.... (apapun akan Allah kabulkan). Wallahua'lam. :)

Khalila Indriana, 2013
100 hari, semangat menginsprasi