Khalila Butik Hijab Syar'i

Wednesday, April 17, 2013

Makna Satu Kata #14 SEDERHANA: Saat Butuh Melebihi yang Ingin

Dulu saat berbagai macam gadget belum banyak dimiliki orang, ia merupakan barang mewah bagi pemiliknya. Fungsinya yang dapat menghubungkan pembicaraan melalui telepon dan pesan singkat atau yang akrab disebut SMS, dinilai lebih praktis daripada pesan yang dikirim lewat jalur korespondensi maupun telegram. Tinggal ketik sekali kirim, pesan langsung dapat diterima. Tidak pakai repot, tidak perlu menunggu lama. Kemudahan yang ditawarkan, membentuk pasar sendiri bagi para produsen telepon genggam. HP kemudian menjadi suatu barang yang umum karena ia dibutuhkan sebagai alat berkomunikasi.


Namun seiring perjalanannya, kini HP kian beragam jenisnya. Fitur yang ditawarkan jauh melebihi harapan yang dibayangkan penggunanya. Fungsi utamanya sebagai media telepon dan SMS mulai bergeser. Banyak yang menggunakan HP karena terkoneksi internet, musik yang dapat menampung ribuan lagu, maupun kameranya yang canggih. Bahkan semua bisa jadi dalam satu, termasuk Qur’an digital dan murratal. Kini kita merasa dunia dalam genggaman, seakan-akan hidup kita sangat tergantung pada benda yang satu ini.

Lalu mulai banyak yang rela menggonta-ganti HP, bukan karena kebutuhan. Melainkan keinginan untuk mengikuti trend yang ada. Ia tak mau ketinggalan meng-update Hp nya dengan seri yang terbaru dan rela memangkas untuk kebutuhan yang lain. Kalau sudah begini, ia sedia merogoh kocek yang tak sedikit demi mendapatkan HP keluaran mutakhir. Ini baru satu, contoh penggambaran sisi kehidupan manusia era sekarang ini. Judul awalnya butuh, jika sudah dibumbui dengan ingin maka secara otomatis ia merembet pada hal-hal yang lain. Padahal ketika keinginan sudah didapat, belum tentu kita menggunakannya secara optimal. 

Apalagi wanita, contoh saja ini ya. Semoga tidak terjadi pada kita. Ketika punya gamis warna biru, lalu ia memikirkan kerudung warna yang senada. Tak ketinggalan asesorisnya. Lalu, sepatunya apa? Pasti yang serasi juga, belum tasnya. Harusnya disesuaikan. Semua sudah lengkap, eh belum punya gamis yang warna ungu! Terus menerus begitu, sehingga tidak selesai-selesai urusan baju. Banyak lho, yang seperti itu. Tapi semoga tidak semua begitu. Tetap banyak muslimah yang mampu bersikap sederhana, tanpa mengurangi kepantasan dalam berbusana yang rapi.

Belajar dari sini saya memaknai bahwa segala yang kita miliki saat ini, tentu akan dimintai pertanggung jawabannya. Harta, dari mana kita memperolehnya dan digunakan untuk apa saja harta yang telah Ia titipkan pada kita. Allah melarang hambanya bermegah-megah dengan urusan dunia. Apabila kita diizinkan mengelola dan memanfaatkan harta, maka harus kita jaga amanah dari-Nya untuk beribadah dijalan-Nya. 

Kita sering lupa, bahwa seringnya memperturutkan hawa nafsu pada keinginan-keinginan akan membawa lebih banyak madharat. Belajar untuk dapat mengenali serta membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Penuhilah kebutuhan hidup kita secara wajar, tidak berlebihan dan tidak terlalu mengabaikan. Tuntunan Rasullullah agar makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang, akan sangat membantu menjalani kehidupan yang pas, selaras dan seimbang. Karena segala sesuatu memang telah ada ukurannya.

Biasakan untuk selalu mendahulukan akan pentingnya memenuhi kebutuhan daripada menuruti keinginan. Agar kita dapat memahami arti kesederhanaan, agar merasa cukup di saat yang lain masih merasa kurang dengan apa yang telah dikaruniakan. Dijamin, hidup makin berkah. Hatipun tenang.

Khalila Indriana, 2013.
100 hari penuh inspirasi

No comments:

Post a Comment