Namun seiring perjalanannya, kini
HP kian beragam jenisnya. Fitur yang ditawarkan jauh melebihi harapan yang
dibayangkan penggunanya. Fungsi utamanya sebagai media telepon dan SMS mulai
bergeser. Banyak yang menggunakan HP karena terkoneksi internet, musik yang
dapat menampung ribuan lagu, maupun kameranya yang canggih. Bahkan semua bisa
jadi dalam satu, termasuk Qur’an digital dan murratal. Kini kita merasa dunia dalam
genggaman, seakan-akan hidup kita sangat tergantung pada benda yang satu ini.
Lalu mulai banyak yang rela
menggonta-ganti HP, bukan karena kebutuhan. Melainkan keinginan untuk mengikuti
trend yang ada. Ia tak mau ketinggalan meng-update
Hp nya dengan seri yang terbaru dan rela memangkas untuk kebutuhan yang lain.
Kalau sudah begini, ia sedia merogoh kocek yang tak sedikit demi mendapatkan HP
keluaran mutakhir. Ini baru satu, contoh penggambaran sisi kehidupan manusia
era sekarang ini. Judul awalnya butuh, jika sudah dibumbui dengan ingin maka
secara otomatis ia merembet pada hal-hal yang lain. Padahal ketika keinginan sudah
didapat, belum tentu kita menggunakannya secara optimal.
Apalagi wanita, contoh saja ini
ya. Semoga tidak terjadi pada kita. Ketika punya gamis warna biru, lalu ia
memikirkan kerudung warna yang senada. Tak ketinggalan asesorisnya. Lalu,
sepatunya apa? Pasti yang serasi juga, belum tasnya. Harusnya disesuaikan.
Semua sudah lengkap, eh belum punya gamis yang warna ungu! Terus menerus
begitu, sehingga tidak selesai-selesai urusan baju. Banyak lho, yang seperti itu. Tapi semoga tidak semua begitu. Tetap banyak
muslimah yang mampu bersikap sederhana, tanpa mengurangi kepantasan dalam
berbusana yang rapi.
Belajar dari sini saya memaknai
bahwa segala yang kita miliki saat ini, tentu akan dimintai pertanggung
jawabannya. Harta, dari mana kita memperolehnya dan digunakan untuk apa saja
harta yang telah Ia titipkan pada kita. Allah melarang hambanya bermegah-megah
dengan urusan dunia. Apabila kita diizinkan mengelola dan memanfaatkan harta,
maka harus kita jaga amanah dari-Nya untuk beribadah dijalan-Nya.
Kita sering lupa, bahwa seringnya
memperturutkan hawa nafsu pada keinginan-keinginan akan membawa lebih banyak
madharat. Belajar untuk dapat mengenali serta membedakan antara keinginan dan
kebutuhan. Penuhilah kebutuhan hidup kita secara wajar, tidak berlebihan dan
tidak terlalu mengabaikan. Tuntunan Rasullullah agar makan sebelum lapar dan berhenti
sebelum kenyang, akan sangat membantu menjalani kehidupan yang pas, selaras dan
seimbang. Karena segala sesuatu memang telah ada ukurannya.
Biasakan untuk selalu
mendahulukan akan pentingnya memenuhi kebutuhan daripada menuruti keinginan.
Agar kita dapat memahami arti kesederhanaan, agar merasa cukup di saat yang
lain masih merasa kurang dengan apa yang telah dikaruniakan. Dijamin, hidup
makin berkah. Hatipun tenang.
Khalila Indriana, 2013.
100 hari penuh inspirasi
No comments:
Post a Comment