"Alhamdulillah for
everything. Thanks Allah; My life is full of blessings."
Kalimat ini saya pungut di beranda saat membaca postingan
foto salah satu teman. Mengingatkan lagi, haruskah kita mencari-cari alasan
yang wow untuk berucap syukur? Yang sering muncul malah alasan untuk mengeluh
ini itu. Padahal banyak sekali yang patut kita syukuri. Apapun yang telah kita
terima, yang sudah melekat pada diri, bahkan bersyukur untuk sesuatu di masa
yang akan datang. Semacam afirmasi positif untuk mendukung kecepatan
terealisasi.
Akhir-akhir ini dosen saya sering mengingatkan untuk
memperbanyak syukur dengan mengingat hal baik yang kita terima sepanjang hari.
Terapi syukur, kata beliau. Sekecil apapun nikmat yang kita rasa akan menjadi berkah
yang besar. Kok bisa? Iya, kan kalau bersyukur nikmatnya terus ditambah. Jika
untuk hal-hal yang berada dekat dengan kita saja kita belum mampu bersyukur,
bagaimana mau bersyukur untuk sekitar. Alih-alih melihat mobil baru tetangga
bawaannya senewen. Harusnya bisa ikut bahagia. Alhamdulillah, tetangga saya
mobilnya sudah baru. Semoga Allah tambahkan nikmatnya, dan semoga besok-besok
saya juga ketularan. Hehe..
Menurut Akhiri
Fajri, penggiat At-Tafkir Institute
Lampung,
hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan
sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan
melupakan nikmat. Allah SWT berfirman, ''Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu
memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih'.'' (QS 14: 7)
Lalu, bagaimana cara kita bersyukur? Syukur dalam hati,
syukur melalui lisan, dan terakhir syukur dengan perbuatan. Syukur dalam hati,
berarti kita meyakini betul bahwa ada kekuasaan Yang Maha Memberi. Tidak ada
keraguan, nikmat yang disyukuri akan senantiasa menambah keyakinan kita
kepada-Nya.
Syukur yang diungkapkan, lisan tak segan meluncurkan
kata-kata syukur setiap saat sebagai pengakuan akan kebesaran-Nya. Ucapkan Alhamdulillah,
terimakasih, dan memuji kebesaran-Nya. Ucapan syukur juga sebagai doa. Agar kita
selalu ingat untuk berdoa saat senang maupun duka. Syukur yang dinyatakan
melalui perbuatan. Cara terbaik dengan memaksimalkan nikmat yang telah
dikaruniakan untuk jalan kebaikan. Agar tak sia-sia, agar dicatat sebagai amal
baik disisi-Nya. Alhamdulillah, sampai hari ini jari-jari saya masih lengkap
dan dapat menjejakkannya ke key board
untuk sekedar berbagi sedikit ilmu yang saya fahami lewat tulisan. Begitulah,
selalu ada cara untuk bersyukur. Tugas kita untuk lebih kreatif lagi dalam
realisasinya.
Begitulah seharusnya hidup, penuh rasa kesyukuran. Seorang
sahabat pernah berdoa, lebih baik ia bersyukur dengan nikmat, daripada harus
bersabar dengan cobaan dari-Nya. Salah satu kebahagiaan bagi setiap muslim,
apabila ia mendapat musibah ia kuat bersabar dan apabila ia mendapat nikmat ia
pandai bersyukur. Tentu tanpa menghilangkan keutamaan keduanya. Bagaimana jika
orang lain ada yang tertimpa musibah? Masihkah kita dapat bersyukur? Keharusan
kita berucap segala sesuatu adalah milik Allah dan kepada-Nya kita akan
kembali. Lalu, banyak-banyak berdoa agar dihindarkan dari musibah yang sama.
Juga bersyukur. Bukan, maksudnya bukan malah bilang sukurin. Tapi bersyukur kita dapat mengambil pelajaran. Karena
semua adalah kehendak dari Yang Kuasa.
Bersyukurlah dari hal yang paling sederhana. Bersyukurlah tentang apa saja. Maka Allah akan
membuatnya menjadi luar biasa.
-khalila indriana, 2013.
100 hari penuh inspirasi
Trims ya, mohon ijin bwt dishare...
ReplyDeleteSama-sama... silakan di share semoga bermanfaat.. :)
Delete