When
you buy handmade you create a direct relationship with the artist or designer
of the product.
Kalimat ini adalah alasan ke-24 dari 101 reason to buy hand
made (posted by Jan Halvarson) dari salah satu craftblogger yang karyanya
luarbiasa memesona saya sebagai seorang crafter di blog estheticfilia. Kalimat yang tentu
sangat menggelitik saya untuk befikir dan menelaah.
Setiap orang pasti pernah ‘dipertanyakan’ tentang karya apa
yang pernah mereka buat. Yang penulis, pasti ditanya tentang buku atau minimal
tulisannya mana. Yang pebisnis pasti ditanya perkembangan bisnisnya dan
omsetnya berapa. Yang crafter seperti sayapun sama; selalu ditanya karya
terbarunya apa. Karena kebetulan saya crafter yang membisniskan karya saya,
tentu banyak alasan ketika saya membuat suatu produk.
Yang saya kerjakan ini seni, padahal setahu saya seni itu
banyak juga yang tak dapat dinilai dengan uang. Semakin tinggi nilai seni,
makin ‘mahal’ pula itu di’hargai’. Ada yang idealis, tapi tetap ada yang
rasional.
Kembali ke kalimat awal diatas, saya yang berposisi menjadi
crafter tentunya tidak sekedar asal; yang penting laku. I’m as a creator and I’m
free to make something . tapi, kita juga harus tetap berfikir tentang esensi
dari sebuah karya. Ya, karena ketika kita membuat suatu produk,seolah kita
sedang berbicara pada customer kita. Jadi, setidaknya kita harus memiliki
keuatan pada setiap pengerjaanya. Secara tak langsung, setiap orang yang
melihat karya kita bisa merasakan apa yang ingin kita sampaikan.
Kenapa handmade? Yup, sederhana saja. Karena lewat sentuhan
tangan kita sedang membuat hubungan langsung lewat produk tersebut, antara kita
dengan customer. Eits, ingat ya... banyak sekali jenis benda di sekitar kita
yang kita tak tahu siapa yang membuatnya. Kebanyakan juga mesin pabrik yang
membuat. Jadi, handmade membuat si pemilik/penerima merasa “istimewa” karena
kita dapat menikmati sebuah karya langsung dari sang kreatornya. Maka, menjadi
seorang crafter memiliki keunggulan untuk dapat mengekspresikan sesuatu
lewat karya.
Bisa saja membuat suatu yang biasa menjadi luar biasa. Kadang
yang berlebihanpun tak baik dan terkesan hambar. Kuncinya, diferensiasi. Miliki
perbedaan karya kita dengan orang kebanyakan atau pada umumnya.
Yap, saya sedang belajar dan terus belajar. Kadang lelah dan
jenuh menghampiri, tapi tetap harus menjaga semangat dan konsistensi. Ingat,kata-kata
James A.Froude,“You cannot dream yourself into a
character; you must hammer and forge your self one.”
Be creative, selamat berkarya!
November yang menyibukkan, ada banyak target di awal tahun
juga melanjutkan yang telah lalu.
@khalilaindriana 2012
November,17th
6:27 am
Karya itu apa yah? ahh butuh pengakuan tidak ya? Tapi yang jelas berkarya itu keren!
ReplyDelete