Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..
“At the first, we make the habbits. At the last, habbit made us.”
“Dek, hayoo... minumnya sambil duduk. Pake tangan kanan ya...” pekik ku dengan sorot mata menyelidik. Sontak Adekku yang cowok yang baru kelas 3 SD itu terperanjat. Lalu mengayunkan gelasnya ke tangan sebelah kanan, seraya tergagap mencari dudukan terdekat. Terus saja ia sibuk meneguk sirop jeruk kesukaannya. Malang, sudah hampir tandas setengahnya baru ketahuan ia minum dengan posisi berdiri seperti itu. Luput dari pengawasanku. Hhhmmm...
Sudah yang kesekian kalinya, tak bosan aku mengingatkan. Dengan kalimat yang sama,di segala suasana. Makan atau minum, seringkali harus diperingatkan. Hal ini benar-benar mengundang berbagai pertanyaan dalam benak, mengapa demikian? Apa sebabnya? Bagaimana cara mengubahnya? Sungguh, mengusikku untuk menelisik lebih jauh tentang arti sebuah KEBIASAAN.
Okey, Bismillah...
Manusia hidup dengan segala aktifitas yang harus dilakoninya. Baik yang sifatnya aktifitas yang manusiawi, menjalankan ibadah, mengikuti kata hati, maupun suatu kegiatan yang bersifat memaksa. Aktifitas yang manusiawi seperti makan, minum, tidur, (maaf) buang hajat, dan seterusnya. Semuanya dilakukan dengan sukarela demi keseimbangan hidup sebagai seorang manusia. Juga menjalani berbagai ibadah kepada Tuhan-Nya, meskipun kebanyakan masih memaknainya hanya sebagai rutinitas belaka. Tentunya sebagai muslim, berusaha melatihnya sebagai sebuah kebutuhan demi mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.
Beda lagi jika seseorang melakukan kegiatan yang berdasar karena mengikuti kata hatinya. Misalnya saja hobi. Suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang karena kita merasa nyaman, senang, dan mendapat sesuatu yang lebih setelah menjalaninya. Biasanya, berawal dari hobi tersebut seseorang bisa expert dan mendulang kesuksesan jika serius menjalaninya. Yang penting punya rasa ikhlas untuk menjalaninya. Hobi, bentuknya juga macam-macam. Ada yang suka baca, menulis, olahraga, travelling, surfing, game, masak.... wah banyak sekali kalau harus disebutkan satu persatu. Btw, apa nih hobi teman-teman?
Kalau yang bersifat memaksa itu, apa ya. Biasanya ikhlas gak ikhlas alias setengah hati menjalaninya. Karena ketidaksesuaian dengan prinsip, misalnya. Namun harus tetap dijalani karena suatu keharusan. Ada yang bisa beri contoh? Eits, jangan coba-coba jawab dengan sholat ya. Sholat itu wajib 5 waktu kawan...
Menyinggung hubungan antara aktifitas dan kebiasaan, maka akan saling berkaitan. Karena aktifitas yang kita jalankan tersebut akan menjadi suatu kebiasaan jika di lakukan secara berkala. Simak kalimat-kalimat berikut ini. Ala bisa karena biasa. Apa yang kita fikirkan, akan menjadi sebuah tindakan/perbuatan. Apa yang kita perbuat akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan akan menunjukkan akhlak. Akhlak kita lah yang akan menentukan nasib kita. Nah lho, sampai nasib nih urusannya. Maka biasakanlah sesuatu yang baik ya, agar nasib kita juga bertambah baik adanya...
Lalu, apa hubungannya dengan cerita singkat di awal tadi?
Begini saudara-saudara. Menyikapi kegalauan hati saya pada akhlak generasi penerus penduduk bumi saat ini, mendapati kenyataan miris makin bobroknya moral yang dimiliki. Terutama akhlak sebagai seorang muslim. Tiada lagi control yang baik terutama dari media-media yang seharusnya menjadi sumber informasi. Dewasa ini, siapa sih yang tak mengenal televisi? Benda yang satu ini mungkin tak sepopuler dulu di beberapa kalangan, yaitu bagi yang sudah mengenal gadget yang lain semisal internet. Namun, televisi ini sudah kadung (terlanjur) mendarah daging menjadi sumber hiburan gratis yang dapat di akses di tiap rumah-rumah (berdasarkan fakta mayoritas pada umumnya). Mulai dari anak-anak, dewasa, hingga para orang tua menonton televisi adalah bagian dari keseharian.
Acara yang ditawarkanpun sangat beragam. Mulai dari kartun, sampai sinetron. Olahraga hingga memasak. Ada satu yang mungkin kita anggap sepele, akan tetapi pengaruhnya justru paling besar. Apakah itu? IKLAN! Yup benar sekali. Iklan adalah salah satu tayangan yang bersifat numpang lewat, ditayangkan untuk offering (menawarkan) atau promotion (mengenalkan) sebuah produk atau jasa yang disajikan semenarik mungkin. Agar timbul persepsi publik di benak masyarakat, dan kemudian membeli produk tersebut. Nah, apalagi jika media iklan tersebut adalah televisi, konsep yang diusung adalah audio visual. Sungguh strategi marketing sebagus apapun harus tetap di dukung yang namanya promosi alias iklan.
Mengapa saya katakan berpengaruh paling besar? Karena iklan ditayangkan tak hanya sekali, namun berulang-ulang! Otak kita, dapat merekam hingga ke alam bawah sadar. Serabut otak akan makin terjalin, tumbuh dan berkembang dengan metode perulangan. Jadi, jangan heran jika kita dapat menghafal detail setiap tayangan iklan. Apalagi anak-anak! Mereka yang ‘isi otak’ nya masih sedikit, akan mudah sekali mengingat setiap adegan yang tertampil di layar.
Sekarang, coba deh amati. Satu sample aja, iklan makanan atau minuman ringan. Perhatikan, kebanyakan mereka menggunakan TANGAN KIRI-nya untuk mencomot makanan juga untuk memegang botol minuman yang di tenggak! Posisinya? BERDIRI saudara-saudara! Miris, bukan? Ini yang ngurusin soal properti pada lupa apa sengaja ya... Masyarakat tentu tak menyadari hal ini sepenuhnya, mungkin hanya sebagian. Lalu dimana letak akhlak dan etika makan/minum itu akan kita suarakan? Saya juga belum dapat memastikan, apakah ini suatu bentuk konspirasi atau bukan. Nyatanya hal ini sudah lama berlangsung dan semakin berkembang. Suatu saat, mungkin perlu kita layangkan surat ke lembaga gunting penyiaran agar dapat lebih menyeleksi materi iklan yang di tayangkan.
Ayo.. awali segala sesuatu dengan yang baik, agar melahirkan kebiasaan yang baik pula. Jika masih ada saudara, teman, atau adik-adik kita makan dan minum sambil berdiri, masih menjadi kebiasaan bahkan mengangganya sebagai sesuatu yang biasa, tolong ingatkan ya? Atau jangan-jangan kita sendiri masih begitu..? Hmm, semoga tidak ya. The last.. semoga bermanfaat, semangat perubahan! J Wallahua’lam bi ash-shawab.
Pejuang pena, berjuang dengan ilmu lewat goresan pena-nya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
My room, May 6th 2012.
No comments:
Post a Comment