Alhamdulillah, artikel saya ini dimuat di koran lokal Ponorogo Post, Kamis 17 Mei 2012.
Semoga makin bermanfaat.
Oleh: Khona Indriana*
*Mahasiswi Semester 4 Fakultas Ekonomi Jur.EP 2010 Universitas Muhammadiyah Ponorogo
“..tinggalkanlah
gengsi, hidup berawal dari mimpi.. tentukan yang tinggi, agar semua terjadi...”
Kalimat diatas adalah
sepenggal dari lirik lagu Bondan Prakoso, salah satu lagu yang menginspirasi
saya untuk tulisan ini. Ketika mengulang menyanyikan-nya, rasanya bagai
mendapat suntikan energi dan semangat baru. Ya, hidup itu berawal dari mimpi. Hingga
sekarang ini saya sangat sepakat mengenai hal itu. Tetapi yang perlu diingat
adalah,mimpi yang dimaksud bukan mimpi sebagai bunga tidur melainkan mimpi
ketika kita terjaga, itulah sebenarnya yang dapat disebut sebagai ‘impian’.
Impian ibarat sebuah
visi, di mana butuh tindakan (action)
yang mengiringi sebagai misi untuk mencapai impian tersebut. Tanpa tindakan, hanya
akan membeku menjadi angan-angan belaka. Mengapa impian harus ditetapkan? Agar...
kita memiliki fokus, arah dan tujuan. Mengapa harus tinggi? Kawan, selagi mimpi
itu gratis, buat apa buang waktu mencapai impian yang remeh. Betul tidak? Lagipula,
tidak ada satupun orang yang dapat menghalangi orang lain untuk bermimpi!
Apapun itu. Yang ada seringkali pikiran kita sendirilah yang menjadi dinding penghalang
yang utama, pikiran dan perasaan takut menghadapi kegagalan.
Untuk impian jangka
panjang, bolehlah kita memimpikan hal-hal luar biasa bahkan yang tidak mungkin
sekalipun! Namun, untuk impian jangka pendek ada baiknya adalah sesuatu yang
masih masih realistis, masuk akal, bisa di jangkau, dan masih bisa dipikirkan
langkah pencapaiannya. Impian tidak perlu yang muluk-muluk seperti janji calon
pejabat. Agar, kita tidak buang waktu. Tidak lantas menuai kekecewaan yang mendalam
jika tak mampu mencapainya.
Inilah yang saya sebut
dalam judul di atas. Untuk meraih pencapaian-pencapaian dalam hidup, saya
menggunakan prinsip: sederhana dalam berfikir, kreatif dalam bertindak. Yaitu, pikirkan
sesuatu yang sederhana namun bernilai. Tetapkan sebagai impian yang ingin kita
capai. Lalu? Lakukan saja! Utamanya, lakukan tindakan-tindakan yang kreatif
dalam proses pencapaiannya. Tanamkan sikap berani dan mau mencoba hal-hal yang
baru. Semakin beragam pengalaman yang dicoba, semakin berwarna hidup kita. Niscaya
aset waktu yang kiya miliki akan semakin produktif dan lebih berharga. Percayalah.
Semakin banyak memiliki
impian, semakin banyak tindakan yang bisa dilakukan. Bukankah jika kita
berkeinginan, itu berarti kita berharap hal itu akan terjadi? Jadi, wujudkan. Selain menghargai waktu, merealisasikan
keinginan adalah salah satu bentuk rasa syukur kita atas kesempurnaan karunia
akal, fikiran, dan kekayaan hati yang Allah karuniakan. “....wa laqad karamna bani Adam..” ..dan Allah menciptakan dan memuliakan
keturunan Adam. Segala yang ada di bumi dan di antaranya diciptakan
oleh-Nya karena Allah ingin memanjakan dan memuliakan kita, manusia!
SubhanAllah wa bihamdih. Allah ingin, manusia menjadi khalifah di muka bumi
ini. Itu berarti Allah percaya, adanya
manusia-manusia terbaik dapat mengemban amanah dari-Nya. Bukti kesempurnaan
ciptaan-Nya. Siapakah mereka? Berdo’alah kita salah satunya.
Apabila kita mau memilih
hidup dengan berfikir lebih sederhana dan terarah, akan jauh lebih mungkin
dapat mencapai hidup bahagia. Tidak melulu dirisaukan atas apa yang tak
dimiliki, selalu terbiasa bersyukur dengan yang ada, serta memahami bahwa
segalanya milik Allah SWT dan keputusan senantiasa berada dalam genggaman-Nya. Ingat,
berfikir sederhana bukan berarti berpandangan sempit, tidak mau melakukan
hal-hal yang besar dan mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik. Tetapi,selalu
berusaha merumuskan yang hal terbaik yang mampu dilakukan. Oleh karena itu
perlu tindakan yang kreatif! Alangkah merananya kita, jika Allah menyibukkan
tangan kita dalam pekerjaan, namun sia-sia. Jadi, selalu libatkan Allah dalam
setiap tindakan, niscaya Allah yang akan memudahkan langkah kita mencapai apa
yang kita impikans. InsyaAllah. [chn]
Ponorogo,25 Januari 2012
No comments:
Post a Comment