Khalila Butik Hijab Syar'i

Friday, July 13, 2012

Re Post: Cinta: Dari Hati, Turun ke Becak!


Artikel berikut adalah repost artikel kedua saya yang di muat di Koran PONOROGO POS di rubrik Berita Opini.
Alhamdulillah, semoga makin manfaat untuk pembaca sekalian.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
source photos by google

Oleh: Khona Indriana

Mahasiswi Semester 4 Fakultas Ekonomi EP 2010 Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Kelap-kelip lampu di kota, terbayang oleh kita suasana kota besar yang penuh gemerlap oleh cahaya lampu yang menawan. Tak ubahnya kota metropolitan seperti Jakarta atau Surabaya, kota Ponorogo masa kini mulai semarak dengan hiasan lampu di sana-sini. Namun, nampak sesuatu yang berbeda. Pasalnya, bukannya dari gedung-gedung maupun pertokoan lampu-lampu tersebut terpancar. Tapi taukah anda,ternyata lampu hias dari sebuah becak! Masyarakat mengenalnya sebagai “Becak Cinta”. Ya, inilah salah satu fenomena yang kini tengah hangat menjadi tranding topic diperbincangkan masyarakat Ponorogo. Becak unik dengan hiasan lampu warna-warni ini, dapat kita jumpai berseliweran di seputaran alon-alon kota sebagai lokasi operasinya.
Becak merupakan salah satu alat transportasi yang...
cukup populer di kota Ponorogo. Kendaraan beroda tiga ini dikenal ramah lingkungan karena prinsipnya sama, yakni dikayuh seperti sepeda. Para tukang becak biasa mangkal di tempat-tempat yang strategis menanti calon penumpang,  seperti di seputaran pasar,  area terminal, maupun di dekat sekolah. Tetapi, ada pula yang sudah memiliki langganan tetap. Tarifnya pun relatif masih terjangkau berkisar 5-10 ribu rupiah saja, tergantung jauh dekatnya jarak tempuh ke tempat tujuan.
Meskipun pada kenyataannya, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, becak mulai turun pamornya sebagai sarana transportasi andalan. Salah satu faktor pemicunya mungkin karena maraknya kredit motor dengan cicilan yang relatif murah, masyarakat cenderung beralih ke sepeda motor sebagai alat transportasi pilihan. Selain faktor-faktor lain seperti kecepatan dan fleksibelitas. Namun, becak tetap memiliki daya tarik tersendiri di hati pelanggannya. Ada suatu kenikmatan atau kenyamanan yang dirasakan ketika menaikinya.
Dalam perkembangannya, becak mengalami beberapa inovasi seperti halnya becak motor. Dengan penambahan mesin atau motor pada becak, tukang becak tak lagi terlalu kepayahan untuk mengayuh becak sehingga lebih hemat tenaga, tapi tidak berlaku bagi pemakaian bahan bakar dan polusi yang ditimbulkan. Inovasi yang terus menerus ikut menggelitik para pelaku kreatif kota Ponorogo. Becak yang semula hanya berfungsi sebagai alat transportasi kini berubah menjadi ladang bisnis yang menjanjikan di tangan mereka.
Berangkat dari ide yang kreatif tersebut, becak dimodifikasi sedemikian rupa yakni dihias dengan lampu kecil-kecil yang berwarna-warni di sekujur body becak. Agar lebih menarik di bagian depan sebelah atas, lampu tersebut dililitkan  meliuk-liuk membentuk tulisan “CINTA”, “BECAK”, dan sebagainya. Sungguh menjadi pemandangan yang sangat cantik dan indah apalagi ketika becak tersebut berseliweran di jalan-jalan sekitar alon-alon kota.
Keistimewaan lain, becak cinta memiliki pedal yang dapat dikayuh oleh dua orang, sedangkan dalam satu unit becak dapat diisi sekitar 4-5 orang penumpang! Pelanggan bebas mengayuh sendiri becak yang disewakan oleh si empunya untuk berkeliling bersama keluarga, pasangan, atau dikayuh oleh si tukang becak. Tergantung selera anda. Harga yang ditawarkan rata-rata Rp 10.000 untuk per satu putaran mengelilingi alon-alon, sedangkan untuk rute memutari hingga kawasan pasar Songgolangit akan di kenakan tarif hingga Rp 30.000.
Menurut pandangan saya, ditinjau dari sudut pandang ekonomi, fenomena becak cinta merupakan salah satu wujud dari para pelaku creativepreneur yaitu pengusaha yang menggabungkan unsur kreatifitas dan ide usaha, untuk menjadi sebuah bisnis yang mendatangkan keuntungan berlipat. Bagaimana sentuhan kreatifitas mengubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa dan bernilai tambah. Di awal pemaparan dijelaskan becak yang secara fungsional adalah sebagai sarana transportasi, kini mulai berubah fungsi menjadi sarana hiburan, dikendarai berkeliling menikmati suasana kota, atau sekedar untuk memanjakan diri bersama keluarga dan teman-teman. Menilik tarif yang ditawarkan, becak cinta bernilai jual lebih tinggi (dengan perhitungan modal dan tenaga yang dikeluarkan) dibandingkan dengan tarif becak biasa.
Becak cinta saat ini tengah menjadi primadona, sebagai alternatif hiburan rakyat menyusul pendahulunya yaitu dokar dan kereta mini. Hadirnya becak cinta, semakin membuka mata kita bahwa ide-ide kreatif masyarakat Ponorogo didukung insting bisnis yang kuat, dapat mendorong perekonomian rakyat selangkah lebih meningkat. Tinggal menyesuaikan dengan penerapan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Tidak jadi soal seberapa modal yang dimiliki, yang penting adalah pelaku ekonomi harus jeli membaca trend yang sedang digandrungi masyarakat. Jadikan hal tersebut sebagai potensi, untuk kemudian digarap menjadi usaha yang terus dapat dikembangkan. Jadi, sampai disini sudahkah mulai muncul ide bisnis kreatif lainnya dalam benak anda?
“Becak Cinta”, namanya saja becak cinta. Yang berkesempatan menjajal keunikan becak cinta, sudah pasti ingin merasakan kenyamanan bersama orang-orang tercinta. Kalau biasanya, cinta itu dari mata turun ke hati. Ternyata, kini cinta dari hati bisa jadi turun ke becak. Ada-ada saja, ya... Jika ada kesempatan, boleh lah meluangkan waktu sejenak, ke alon-alon kota untuk mencoba pengalaman naik becak cinta. Saat weekend atau selagi liburan, mengajak pasangan,kawan-kawan atau keluarga. Selamat mencoba!


No comments:

Post a Comment