Khalila Butik Hijab Syar'i

Wednesday, May 1, 2013

Makna Satu Kata #22 Experience: Pelukis Pasir (Part 1)



Sand animator atau ‘pelukis pasir’ akhir-akhir ini mulai akrab oleh kita karena terekspose keberdaannya di media. Sebut saja Denny Darko, yang awalnya sebagai pesulap kemudian melakukan differensiasi dengan merambah bidang lain yakni bidang seni yang tak lazim ditekuni. Pada tahun 2009, ia menjajal keahliannya dengan menjadi seorang pelukis pasir pertama di Indonesia. Ada lagi nama Vina Candrawati, finalis salah satu ajang pencarian bakat yang hampir setiap minggu dapat kita nikmati penampilannya di layar kaca. Sebenarnya, apa dan bagaimana konsep pelukis pasir dalam berkarya? Hal ini cukup menggelitik saya untuk menguraikannya lebih dalam.

Sand animation adalah seni melukis menggunakan media pasir. Pasir secara acak digoreskan di atas meja kaca yang disinari cahaya yang berpendar dari bawah. Pelukis pasir akan menguraikan sebuah kisah lewat lukisan pasir yang terus berubah, dari satu frame ke frame berikutnya. Transformasi yang dilakukan tanpa putus tentu menyita perhatian kita untuk tidak beralih pandang sebelum permainan selesai. Layaknya melihat sebuah pertunjukan wayang yang di tampilkan dalang kondang, namun ini divisualisasikan lewat ilustrasi media yang abstrak, sambil diiringi musik yang sesuai dengan tema cerita yang dibawakan.

Penemu sand animation modern berasal dari Budapest bernama Ferenc Cako, ditemukan pada tahun 1994. Kemudian, terukir nama Kseniya Simonova pelukis pasir dunia yang mengawali kesuksesannya setelah menjadi pemenang  ajang Ukraine’s Got Talent. Di tiap negara, jumlah pelukis pasir masih sangat sedikit. Paling banyak hanya sekitar 3 orang. Sehingga, pertunjukan pelukis pasir menjadi sangat menarik untuk dinikmati.

Dalam konteksnya, kebanyakan karya seni baru dapat kita lihat hasil akhirnya. Masih jarang yang dapat kita ikuti proses pembuatannya. Keunikan seni lukisan pasir adalah karyanya secara maraton berubah dari gambar satu ke yang lain namun masih dalam satu cerita. Ia tidak menunggu pelukis selesai membuatnya lalu dinikmati, namun yang kita nikmati adalah prosesnya. Lucunya, kita akan dibuat tercengang karena gambar yang dibuat susah payah langsung dihapus berganti ke gambar berikutnya. Lalu, bagaimana dengan wujud hasil karyanya? Tidak ada, lukisan pasir berbicara tentang perjalanannya bukan hasil akhirnya. Jadi, lukisan pasir adalah experience. Ia menyuguhkan cerita secara flash, karena pengalaman itu dapat dinikmati ketika kita mengalami.

Menarik memang. Karena yang kita tahu, terkadang hasil karya seni hanya dapat dinikmati oleh orang-orang tertentu yang tahu dan tertarik di bidang seni. Ia dapat melihat experience-nya lewat karyanya. Tapi, pelukis pasir dapat menunjukkan hal yang beda kepada kita sebagai orang awam. Sand animation dikemas secara apik menjadi sebuah karya seni yang dapat menghibur penontonnya. Kita dibuat terkagum dan terpana oleh kibasan pasir yang digores membentuk sebuah cerita yang bermakna. Cara mengabadikan sand animation yang paling pas saat ini adalah dengan merekamnya dalam bentuk video. Kalau gambar, masih belum terlalu jelas bagaimana kita dapat memahami alur cerita yang ingin disampaikan.

Jadi, jika hidup kita diibaratkan cerita dalam lukisan pasir maka kira-kira bagaimana cara kita mengabadikannya? Dalam bentuk apa kita mengarsipkan pengalaman-pengalaman kita? Jika anda sudah mampu menjawabnya,beritahu saya. Jika belum maka temukan jawabannya di tulisan berikutnya, pelukis pasir bagian ke-2.

PS: Tulisan ini terinspirasi ketika saya melihat pelukis pasir di televisi dan membaca hasil wawancara bersama Denny Darko, Magician and Indonesian sand animator . Sumber referensi: google.com

Khalila Indriana, 2013.
100 hari penuh inspirasi

No comments:

Post a Comment