Khalila Butik Hijab Syar'i

Showing posts with label hidup. Show all posts
Showing posts with label hidup. Show all posts

Wednesday, November 7, 2012

Berbaik Sangka


Membebaskan diri dari pembicaraan tentang keburukan orang lain.
Itu artinya memperbesar husnudzan, tidak menerka-nerka, dan sadar itulah aib saudara yang harus kita jaga, kita tutup.
Agar kelak ditutup pula aib-aib kita.
Agar tak sia-sia setiap hari kita berdoa, memohon tidak diputar ‘video’ kemaksiatan di dunia.
Di hadapan ribuan wajah yang (mungkin saja) tertunduk menunggu gilirannya.
Sungguh, itulah yang seharusnya dilakukan.Saya sedang berusaha keras menjalani hal tersebut.

***

Saya tidak ingin menjadi seorang pencela.
Sedikit-sedikit komentar, protes.
Sibuk ber-suudzan ria, padahal sudah jelas itu perbuatan tercela.
Saya mulai meminimalisir prasangka buruk terhadap segala sesuatu.
Menciptakan pikiran-pikiran positif, memandang dari sisi yang lain dari suatu keburukan, hingga menjadi suatu keindahan. Bagian dari hidup.
Apalagi menyangkut aib seseorang.
Lha wong saya sendiri juga banyak dosa.
Terus berdoa untuk ditutup aibnya, makanya harus hati-hati untuk tak mengumbar aib orang lain.
Membicarakan saudara sendiri? Makan bangkai saudara sendiri dong? Na’udzubillahi min dzalik.
Memperbesar Husnudzan. Begitu, kawan.
PS: Untuk menutup aib orang lain, jangan sampai nyari-nyari aib itu sendiri.

(tulisan ini saya tulis tanggal 14 Januari 2010. Subbhanallah, seperti apa saya saat itu dan saya hari ini? Semoga tulisan ini menjadi reminder buat saya untuk menjadi pribadi yang lebih berhati-hati untuk tidak mengumbar aib. Menulislah, suatu saat itu akan menjadi pengingat bagi dirimu sendiri. J)

@khalilaindriana 2012

Tuesday, October 30, 2012

Fast Forward

Pernahkah anda menekan tombol fast forward pada remote televisi atau DVD, ketika anda menonton film? Mengapa? Karena penasaran endingnya, atau karena anda tidak ingin acara nonton film anda berakhir sia2 karena tidak mengerti apa yang anda tonton? Mungkin anda yang tidak setuju dengan saya akan membantah dan akan mengatakan itu acara nonton yang tidak seru. Namun, apakah anda pernah membayangkan untuk iseng-iseng menekan tombol fast forward kehidupan anda? Tidak penasarankah bagaimana kehidupan Anda 10 sampai dengan 20 tahun kedepan? Atau barangkali hingga usia 70 tahun mendatang? Setahu saya, ada orang yang berhasil merencanakan tiap detil impian dalam hidupnya dan menuangkannya dalam sebuah proposal hidup dan timeline yang jelas. Bu Marwah Daud Ibrahim sepertinya sudah. Lalu, sudahkah anda melakukannya? Jujur saja: saya belum!

Saya bukan manusia yang tidak punya  impian sama sekali. Banyak, tapi masih berputar-putar dalam otak. Juga masih jarang menuliskannya. Timeline impian dan apa saja target pencapaian dalam hidup saya belum tergambar secara rinci dan apik untuk sekedar di baca sendiri. Jika proposal hidup saya ajukan, sepertinya akan langsung dikembalikan. REVISI! tidak jelas. :D

Mungkin beberapa saja yang pernah saya tuliskan sacara jelas dan detail sekali. Dan kesemuanya impian jangka pendek, yang Alhamdulillah sebagian besar Allah berkenan mengabulkan. Sebagian besar terealisasi dengan eksekusi yang aduhai. Bukan masalah hasil akhirnya. Tapi, prosesnya! Pernah dengar kan, jika Allah tidak memberi apa yang kita minta, maka itulah yang terbaik bagi kita? Sudah, tidak usah bertanya, Anda harus mengalaminya sendiri untuk mempercayainya. :-)

Fast forward yang pernah saya tulis adalah saat saya belum masuk kuliah. Selepas SMA saya libur panjang dan punya banyak waktu untuk menulis,apa saja. Saya saja sampai bisa menertawai tulisan saya kala itu, berarti ada kemajuan. Saya sempat menulis diary yang bertanggal, kira-kira saat saya sudah masuk kuliah. Maklum, saat itu saya bercita2 sederhana. Ingin masuk kuliah, titik. Motivasi saya, meski banyak yang bilang pendidikan tidak penting namun saya bertekad untuk memasuki lembah bernama universitas itu untuk belajar lagi. Berbekal keyakinan, insyaAllah banyak kesempatan yang bisa saya raih ketika di sana. Dan apa yang saya tulis menjadi nyata. meski tidak seratus persen, saya yakin ini yang terbaik.

Kembali saya diingatkan untuk segera dan harus sesegera mungkin bergegas menyelesaikan proposal hidup saya! Most people don't plan to fail. they just fail to plan. And I won't do it in my life! Saya harus berhasil, minimal merencanakan grand design hidup saya sendiri. Iya, saya tahu. Dari tadi batin kalian berontak. Bilan bahwa kita merencanakan, Allah yang menentukan. Tapi, jika kita tak menjalankan apapun yang kita rencanakan.... Allah akan tetap menentukan. Bedanya apa? Kabar baiknya bahwa nasib masih dapat dirubah. Salah satunya dengan ikhtiar, untuk tidak gagal merencanakan hidup apa yang ingin kita jalani.

Saya beri contoh ya. Impian sederhana, jangka pendek saya adalah menulis minimal 100 postingan di blog sampai akhir tahun 2012. Impian jangka panjang, dari sinilah awal saya akan menulis ratusan judul buku. Sampai nanti saya tidak sanggup lagi menulis karena penyakit yang tidak ada obatnya, tua dan pikun. Amin.

Sebaik apapun rancangan yang kita buat, takkan ada nilainya jika kita sendiri tidak bersiap untuk berubah.
So, sudah siap menekan tombol fast forward hidup anda sekarang? Siapkan pena, tulis segera!

"Jika anda sedang bekerja keras, tetapi tidak untuk memburu impian Anda sendiri, kemungkinan besar Anda sedang bekerja keras untuk mewujudkan impian oang lain." (Anonim)

Selamat merancang!

P.S. Beberapa hari kedepan saya UTS, saya hanya akan mengingat, rupiah terakhir yang saya bayar hari ini akan terbayar mahal dikemudian hari. :)

@khalilaindriana
Okt, 30 2012
23:28

Sunday, May 20, 2012

Mahar, Mudah Bukan Berarti Murah

Foto: dian pelangi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

Bismillah..
Saya tergerak menulis catatan ini untuk mengingatkan pada diri saya sendiri tentang esensi sebuah mahar. Mahar merupakan salah satu bagian dari suatu pernikahan, yang acap kali dibahas secara sederhana namun juga terkadang menarik untuk dibahas secara mendetail. Bahwasanya Nabi bernah bersabda,”Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim) Seorang perempuan boleh meminta ‘apapun’ kepada calon suaminya. Tentunya dengan batasan-batasan yang dapat diterima secara wajar, dimana si pria mampu untuk memenuhinya. Jangan sampai mahar yang ditetapkan menjadi sebuah penghalang terjadinya sebuah pernikahan karena memberatkan sang calon suami.

Mahar adalah tanda kesungguhan seorang laki-laki untuk menikahi seorang wanita. Mahar adalah sepenuhnya hak bagi seorang istri. Tidak berhak keluarga dari pihak isteri maupun keluarga suami bahkan suaminya sendiri untuk meminta atau mengambil alih hak sebuah mahar yang diberikan suami kepada isterinya. Kecuali sang isteri dengan kerelaan hati menggunakannya untuk kemaslahatan keluarganya. Hal tersebut diperbolehkan. Istri yang baik selalu memilih jalan-jalan terbaik ikut memikirkan bagaimana agar kehidupan keluarganya berjalan dengan baik pula.

Mahar yang paling umum diberikan pengantin pria adalah...