Khalila Butik Hijab Syar'i

Showing posts with label usia. Show all posts
Showing posts with label usia. Show all posts

Tuesday, October 30, 2012

Fast Forward

Pernahkah anda menekan tombol fast forward pada remote televisi atau DVD, ketika anda menonton film? Mengapa? Karena penasaran endingnya, atau karena anda tidak ingin acara nonton film anda berakhir sia2 karena tidak mengerti apa yang anda tonton? Mungkin anda yang tidak setuju dengan saya akan membantah dan akan mengatakan itu acara nonton yang tidak seru. Namun, apakah anda pernah membayangkan untuk iseng-iseng menekan tombol fast forward kehidupan anda? Tidak penasarankah bagaimana kehidupan Anda 10 sampai dengan 20 tahun kedepan? Atau barangkali hingga usia 70 tahun mendatang? Setahu saya, ada orang yang berhasil merencanakan tiap detil impian dalam hidupnya dan menuangkannya dalam sebuah proposal hidup dan timeline yang jelas. Bu Marwah Daud Ibrahim sepertinya sudah. Lalu, sudahkah anda melakukannya? Jujur saja: saya belum!

Saya bukan manusia yang tidak punya  impian sama sekali. Banyak, tapi masih berputar-putar dalam otak. Juga masih jarang menuliskannya. Timeline impian dan apa saja target pencapaian dalam hidup saya belum tergambar secara rinci dan apik untuk sekedar di baca sendiri. Jika proposal hidup saya ajukan, sepertinya akan langsung dikembalikan. REVISI! tidak jelas. :D

Mungkin beberapa saja yang pernah saya tuliskan sacara jelas dan detail sekali. Dan kesemuanya impian jangka pendek, yang Alhamdulillah sebagian besar Allah berkenan mengabulkan. Sebagian besar terealisasi dengan eksekusi yang aduhai. Bukan masalah hasil akhirnya. Tapi, prosesnya! Pernah dengar kan, jika Allah tidak memberi apa yang kita minta, maka itulah yang terbaik bagi kita? Sudah, tidak usah bertanya, Anda harus mengalaminya sendiri untuk mempercayainya. :-)

Fast forward yang pernah saya tulis adalah saat saya belum masuk kuliah. Selepas SMA saya libur panjang dan punya banyak waktu untuk menulis,apa saja. Saya saja sampai bisa menertawai tulisan saya kala itu, berarti ada kemajuan. Saya sempat menulis diary yang bertanggal, kira-kira saat saya sudah masuk kuliah. Maklum, saat itu saya bercita2 sederhana. Ingin masuk kuliah, titik. Motivasi saya, meski banyak yang bilang pendidikan tidak penting namun saya bertekad untuk memasuki lembah bernama universitas itu untuk belajar lagi. Berbekal keyakinan, insyaAllah banyak kesempatan yang bisa saya raih ketika di sana. Dan apa yang saya tulis menjadi nyata. meski tidak seratus persen, saya yakin ini yang terbaik.

Kembali saya diingatkan untuk segera dan harus sesegera mungkin bergegas menyelesaikan proposal hidup saya! Most people don't plan to fail. they just fail to plan. And I won't do it in my life! Saya harus berhasil, minimal merencanakan grand design hidup saya sendiri. Iya, saya tahu. Dari tadi batin kalian berontak. Bilan bahwa kita merencanakan, Allah yang menentukan. Tapi, jika kita tak menjalankan apapun yang kita rencanakan.... Allah akan tetap menentukan. Bedanya apa? Kabar baiknya bahwa nasib masih dapat dirubah. Salah satunya dengan ikhtiar, untuk tidak gagal merencanakan hidup apa yang ingin kita jalani.

Saya beri contoh ya. Impian sederhana, jangka pendek saya adalah menulis minimal 100 postingan di blog sampai akhir tahun 2012. Impian jangka panjang, dari sinilah awal saya akan menulis ratusan judul buku. Sampai nanti saya tidak sanggup lagi menulis karena penyakit yang tidak ada obatnya, tua dan pikun. Amin.

Sebaik apapun rancangan yang kita buat, takkan ada nilainya jika kita sendiri tidak bersiap untuk berubah.
So, sudah siap menekan tombol fast forward hidup anda sekarang? Siapkan pena, tulis segera!

"Jika anda sedang bekerja keras, tetapi tidak untuk memburu impian Anda sendiri, kemungkinan besar Anda sedang bekerja keras untuk mewujudkan impian oang lain." (Anonim)

Selamat merancang!

P.S. Beberapa hari kedepan saya UTS, saya hanya akan mengingat, rupiah terakhir yang saya bayar hari ini akan terbayar mahal dikemudian hari. :)

@khalilaindriana
Okt, 30 2012
23:28

Saturday, October 20, 2012

Kemarin Kurang, Besok Telat!

Dunia ini terkadang tidak adil, buktinya banyak manusia yang menuntut keadilan. Pernah, saya pun pernah merasa seperti itu. Ada perasaan berontak tatkala saya mulai menyadari, adanya ketidak adilan itu berimbas pada kehidupan saya seterusnya. Selain tentang arti nama (baca: tukang akte yang menyebalkan), sepertinya saya masih punya dendam kesumat dengan kebijakan di negeri ini. Kali ini berkaitan dengan bidang pendidikan. Saya pun hanya sedikit menggugat. Pertanyaan mendasar, mengapa tahun ajaran baru harus dimulai bulan Juli?

Masalah buat lo? Iya, masalah buat saya!

Imbas yang paling terasa, usia saya berkejar-kejaran dengan tahun ajaran baru. Saya lahir pada hari yang penuh barakah SELASA PON, 28 Agustus 1990. Ingat baik-baik ya, A-GUS-TUS. Itu adalah bulan setelah bulan Juli. Itu artinya, ketika baru masuk awal tahun ajaran baru, satu bulan kemudian bertambahlah usia saya. Saya memasuki keindahan taman kanak-kanak dan bermain-main di sana selama 2 tahun. Dan... usia 6 tahun sayapun masuk sekolah dasar. Awalnya, asiik naik kelas... tapi? Dengan ganasnya, selang waktu menuju Agustus itu mau tak mau saya harus berubah status ber-hepibesde ria merangkak ke angka 7 tahun.  Dan itu sangat menyebalkan. 

Mau bagaimana lagi, kalaupun tahun '96 saya mau masuk SD, usia saya masih 5 tahun, dan usia itu belum cukup memenuhi persyaratan. Kemarin kurang, besok telat! Tahun lalu belum cukup usia, ternyata tahun depannya malah ketuaan. Serba salah.

Bukan apa-apa, saya iri saja. Mengapa teman-teman satu angkatan saya banyak juga yang lahir tahun 91,92 bisa sekelas dengan saya. Saya? 90, Agustus pula. Menjadi terlihat seperti bocah tua saja diantara mereka. hahaha :D Bukan apa-apa pula, saat kelas 1 SD saya terlampau bosan jika masuk kelas membaca. Apalagi dengan di-eja. Jauh sebelum te-ka, saya sudah fasih membaca koran yang sering dibawa ayah saya. Saya juga berhitung dengan menerawang, ketika teman-teman sibuk menggunakan batang lidi yang dijajar-jajar. Maaf, itu juga amat membosankan dan tampak seperti kurang kerjaan. 

Saya hanya berfikir, apa seharusnya saya duduk di kelas setingkat di atas saya ya? *melirik kelas sebelah. Kata hati tak pernah berbohong, apalagi saat itu saya masih anak-anak dengan segala kepolosan. Dan pertanyaan-pertanyaan lugas menari dalam benak *wink2* :D

Saya yang terlambat masuk, atau harus menyalahkan menteri pendidikan? Saya bingung.

Baru-baru ini saya ketahui, bahwa pada era 80-an telah terjadi perubahan kebijakan pergantian tahun ajaran yang semula Desember beralih ke Juni. Pak Chairul Tanjung saja sampai harus mengalami bersekolah di SMAN 1 Boedoet selama 3,5 tahun. Tepatnya saat Daoed Joesoef menjabat sebagai Menteri Pendidikan kala itu. Entahlah, seharusnya saya mengirim telegram pada beliau. Dan mengabarkan jika hal tersebut sedikit banyak berdampak pada kehidupan saya. Apa daya, saya baru lahir 10 tahun kemudian kok :D 

Alhamdulillah, saat SD saya tak pernah beranjak dari rangking 1-2. Bergantian dengan saudari kembar saya. Tidak bebal-bebal amat lah. Padahal saat itu negara Indonesia sedang dilanda krismon! makan saja susah saya... :D Yahh... Pelaut yang hebat selalu berasal dari laut yang penuh badai gelombang, bukan? Kelas dua SD saya tuntas membaca buku pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sampai hafal isinya. Isinya yaa... tulisan semua. Tidak ada gambarnya! *menyesal, kenapa saya tak baca terjemah kitab suci saja. :)

Buku-buku di perpustakaan, hanya mengandalkan buku sumbangan dari pemerintah yang mensosialisasikan tentang program-program pemerintah seperti Ayam IDT dan seterusnya. Mengenaskan, tapi saya senang. Karena berawal dari sana hingga saat ini saya lebih suka baca buku yang banyak tulisannya. Maksudnya, bukan komik, cergam atau sejenisnya (omong-omong soal gambar silakan dengarkan cerita saya tentang gambar-menggambar). Saya betah menekuri kata-kata dan buku tebal. Satu keuntungan buat saya. Oh ya, saya juga pernah membuat sendiri kamus Bahasa Inggris dengan kosa kata apapun yang saya berhasil temukan.

Intinya, mungkin sisi lain saya merasa dirugikan. Tapi sebenarnya juga diuntungkan karena pola pikir dan rasa ingin tahu saya saat itu sudah jauh melesat-lesat. Alhamdulillah. Yah, begitulah. Saya berusaha menerimanya. Saya yakin, banyak juga yang mengalami hal ini tapi biasa-biasa saja.  Biarlah. Pernah dengar nasehat dari seorang teman, seorang mahasiswa Kedokteran. Pada usianya yang sangat muda, seusia saya... tapi sudah mau co ass. Padahal saya masih SMA saat itu. Gemas sekali rasanya, tapi apa katanya? Pasti semua ada hikmahnya. Ada yang Maha Mengatur skenario jalan hidup kita. Bisa jadi kita tak menyukai hal itu, tapi baik dimata-Nya. :)

Terakhir, kenapa saya sekarang masih duduk di semester 5 perkuliahan saat teman2 seangkatan saya sudah bejibaku dengan skripsi mereka? :) Just, let it flow. Kini saya sangat bisa memahaminya. Kita merencanakan, Allah jua yang menentukan. Saya yang merasa teraniaya oleh kurikulum dan karena tanggal lahir saya, boleh saja menuliskanya dalam satu postingan ini. Yang penting saya lega, dan dapat mengambil hikmahnya. Terutama dan terpenting bagi pembaca.

Saya beberapa kali menulis berdasarkan pengalaman. Nyatanya tak semuanya menarik bagi pembaca. Menurut saya pribadi, yang jauh lebih menarik adalah apabila anda punya seabreg ide dan pegalaman dan tidak pernah menuliskannya. :D *laporan status capek atau mandi saja anda rajin :P

So, Enjoy and keep writing!
Make a history, just not a story... :) 
"Sesungguhnya pengalaman yang tak dituliskan perlahan akan menguap, menjadi kabar burung. Maka, tulislah sebelum anda mengalami kepikunan. Kalaupun anda pikun atau amnesia, anak cucu anda masih kebagian cerita pengalaman hidup anda." (bukan hadis,bukan ayat)

Untuk sahabat saya,
Menyalakan ide itu bisa melalui apa dan siapa saja. Terimakasih atas pemantiknya! :)

@Khalilaindriana
Ended 1:11 am
Sunday October, 21st 2012