Khalila Butik Hijab Syar'i

Thursday, May 17, 2012

Menulis Satu Halaman Perhari, 365 Halaman Setahun. Subhanallah!

image by google


Fakta yang cukup menarik untuk direnungkan. Betapa seringnya kita beralasan untuk tidak menulis. Memulai sebuah tulisan maupun untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Ibarat seorang pejuang, kita lantas mengibarkan bedera putih tanda menyerah. Kalah sebelum berperang. Padahal, dewasa ini sudah banyak gadget yang mendukung sebagai sarana untuk menulis. Komputer, laptop, tablet sampai handphone memiliki memori yang cukup lega untuk menulis sebuah note atau catatan. 

Apalagi didukung situs-situs semacam blog maupun jejaring sosial yang dapat kita manfaatkan untuk sharing tulisan yang kita lahirkan. Flash. Cepat dan mudah. Dengan sharing hasil pemikiran kita, akan jauh lebih bermanfaat jika orang lain dapat mengambil hikmah dari apa yang kita tulis. Pembaca juga sebagai editor sukarela untuk memperbaiki tulisan-tulisan kita selanjutnya.

Setiap hari manusia dan alam terus berubah. Begitu juga dengan tulisan. Apabila kita rutin meluangkan waktu kita untuk menulis minimal satu halaman perharinya, maka dalam satu tahun kita dapat menghasilkan tulisan sebanyak 365 halaman! Jumlah yang fantastis bermula dari satu gerakan sederhana. Tak kalah dengan satu buah novel yang tebal. Dari situ pula kita apat melihat kualitas tulisan kita dari waktu ke waktu. Kata Salim A. Fillah, jika kita mampu menertawai tulisan kita 2-3 bulan yang lalu, maka itulah indikator adanya peningkatan pada kualitas tulisan kita. So, akan sangat bermanfaat menyimpan draft tulisan-tulisan kita mulai hari ini hingga satu tahun kedepan. Ingat, ini hanya minimal. Satu halaman saja perharinya. Apapun yang mampu kita tuliskan, tulis saja!

Saya sendiri mulai menyadari ini sebagai suatu bentuk perubahan pola pikir yang selama ini membelenggu. Menulis itu berat, menulis itu butuh ide yang besar, menulis itu hanya untuk dimuat di media, parahnya lagi mengatakan saya tidak punya ide untuk menulis! Sangat beralasan dan membuang banyak kesempatan. Saran yang bagus dari salah satu penulis novel hebat, Tere Liye untuk belajar konsisten menulis seribu kata per hari. Agar kita dapat lebih akrab dengan kata-kata. Agar jemari kita makin lincah memainkan tuts keyboard. Dulu, saya masih ‘telaten’ menulis diary secara manual di kertas atau buku. Sama, satu halaman perhari. Dan saya merasa enjoy kala itu. Sampai sekarang saya suka senyum-senyum sendiri jika membaca tulisan saya, menertawainya karena bahasa yang saya gunakan saat itu sangat berbeda dengan tulisan saya hari ini. Tak apa, itulah hebatnya mengikat ilmu dengan tulisan. Suatu saat akan menjadi asset yang sangat berharga jika dapat dikembangkan.

Lewat tulisan ini, saya belajar. Belajar untuk tidak membebani diri dengan membuat rumit sesuatu yang sederhana. Namun memecah kerumitan agar lebih sederhana untuk dipahami. Sangat menyenangkan, jika melakukan sesuatu yang kita senangi tanpa beban. Tanpa paksaan. Menulis bukan hal baru yang pernah saya lakukan, tapi mengasahnya secara berkelanjutan adalah hal yang terus saya perjuangkan. Sulit tapi bisa, berat tapi inilah tantangannya. Saya ingat betul pernah merasa ciut berada diantara penulis-penulis hebat seperti mbak Afifah Afra, Ustad Salim A. Fillah, juga mbak Sinta Yudisia. Mereka semua penulis-penulis dengan jam terbang yang tinggi dan karya-karya hebatnya. Saya tak hendak sibuk memupuk ke-iri-an saja, tapi sebagai pelecut saya harus meyakinan diri bahwa saya juga pasti bisa melakukan apa yang mereka juga lakukan. Menulis. Menulis apa saja yang kita mampu bagikan. Just do it your self. Menulis satu halaman perhari, bukan pekara yang sulit. Namun yang sulit adalah mempertahankan konsistensi dalam menulis. Mari menulis, mari berkarya dengan niat anfa’uhum lin nas!Wallahu a’lam bi ash-shawab. (Sabtu, 05 Mei 2012 21:09)

No comments:

Post a Comment