image by google
Menjadi seorang penggagas, terkadang hanya terpantik oleh bersitan ide yang umum namun jarang direalisasikan dengan kesungguhan. Seringkali ada niat yang menggebu-gebu seolah tiada waktu lagi menunda untuk sesegera mungkin dijalankan. Tapi sekejap itu pula niat itu hilang, tergerus oleh ego dan jutaan alasan yang mengiringinya. Ada yang bertahan, namun akhirnya kandas jua oleh terjangan kemalasan dan kesibukan. Langkah awal bukan lagi menjadi pijakan untuk langkah berikutnya demi mencapai sebuah tujuan. Melainkan langkah yang tersendat dan terhenti, untuk sebuah keputusan berbelok atau mungkin berbalik arah. Sungguh pengecut bukan?
Niat
awal itu sudah luar biasa. Namun, langkah berikutnya adalah yang
menentukan. Kalau Columbus mau menerima tantangan untuk mencari benua
ketika sayembara, maka tak pantas orang-orang yang tak bergeming itu
berkata, ”Aku juga bisa melakukannya.” Tapi tetap saja Columbus yang
bergerak dan berhasil menemukan benua Amerika. Karena kemungkinan
berhasil dan gagal dalam mencoba itu perbandingannya 50:50. Meski tak
selamanya begitu. Tergantung bagaimana analisa kita dalam menghadapinya,
bukan judgement yang selalu mengarah pada pesimistis saja tentunya.
Sudah
nampak jelas perbedaannya. Biar dicibir, asal tidak berbalas nyiyir.
Sudah suratan takdir, orang yang pertama bersedia menangkap peluang ke
arah kebaikan itu dihina dan diremehkan. Bahkan sejak jaman Nabi, Assabiqunal awwalun,
mereka yang pertama-tama menyatakan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain
Alllah dan Muhammad sebagai Rasulullah adalah mereka yang dihina,
disiksa, dan diperlakukan semena-mena oleh kaum kafir laknatullah. Tapi
mereka menang, mereka bergerak fi sabilillah yang dibukakan pintu syurga selebar-lebarnya. Mereka yang menyerahkan hidup dan matinya istiqamah di jalan kebenaran, kelak menerima pula balasan terbaik. Sungguh, balasan tersebut adalah dari
Tuhannya, bukan para pendusta agama yang mencemooh mereka di dunia.
Ganjaran bagi para pendosa adalah neraka, sedangkan bagi yang beriman
dan beramal shalih sudah barang tentu syurga balasannya. Itulah janji
Allah yang sebenar-benarnya. Kita memilih yang mana?
Jadi,
jika anda takut melangkah dalam kebenaran, ingat-ingatlah pesan saya
satu ini. Jutaan ide setiap harinya terbentang di hadapan kita, namun
hanya orang yang pandai menangkap peluang dan meraih kesempatan yang
akan menjadikannya pemenang. Orang yang melakukan kebaikan dan keburukan
sebenarnya hanya satu yang sedang mereka lakukan. Yaitu, membuat
keputusan untuk sebuah pilihan. Memilih yang manapun, tetap ada
implikasi dan resiko yang harus di pertanggungjawabkan. Yang ingin
melakukan perubahan dalam hidupnya, akan senantiasa bergerak. Action, action, dan action.
Air yang tergenang seiring waktu bisa jadi keruh, berbeda dengan air
yang terus mengalir. Setiap saat berganti dengan air bersih lagi jernih.
Teruslah bergerak, karena diam identik dengan mati!
(Rabu, 16 Mei 2012)
No comments:
Post a Comment