Khalila Butik Hijab Syar'i

Sunday, May 20, 2012

Dapatkah Kita Membeli Kesempatan?



“Your prayer is your conversation with Allah. Your prayer is your Vision. Your prayer is your Hope. Your prayer is your Objective and Goal. Make it Firmly.” #M.Syafi’i Antonio

Berdoalah kepada-Ku, maka akan kupekenankan bagimu. Setiap hari kita diberi kesempatan untuk berdialog dengan Allah. Lewat dzikir, sholat, juga doa. Allah selalu online kapan saja kita ingin ngobrol, free talk istilahnya. Terkadang, kita saja yang sok sibuk dan yang tidak bisa daring. Disaat kita senang, kita lupa untuk sekedar berucap syukur. Ketika susah mendera, malah bilang Allah tidak care pada kita. Gimana urusannya, ya? Padahal online dengan Allah setiap saatpun bisa dengan senantiasa membasahi lisan dan hati dzikir pada-Nya. Tanpa harus repot punya gadget terbaru yang super canggih.
Dalam setiap doa tersimpan berbagai makna. Terjadi percakapan kita dengan Allah, yang menjadi visi kita. Sebuah proposal yang kita rancang untuk mendapatkan ACC dari-Nya. Didalamnya, kita boleh-boleh saja mengukirnya dengan tinta emas harapan yang kita inginkan terjadi pada hidup kita. God is the best director. But, sometimes we consider that we’re an architect of our life. Allah lah yang berhak mengatur setiap fragmen kehidupan seorang manusia. Namun, kita tetap disuruh meminta. Bukan pasrah begitu saja. Disitulah kita berperan sebagai hamba yang aktif, mintakan yang hal-hal terbaik yang ingin kita lakukan dalam hidup di setiap doa yang kita panjatkan. Karena dengan berdoa, semuanya jadi nyata. Jalan menuju titik pencapaian yang telah kita tetapkan dengan keteguhan. Selalu ada campur tangan dari yang maha kuasa, disetiap doa kita akan senantiasa melibatkan Allah dalam urusan kita. Dengan begitu, tiada yang perlu kita sombongkan semuanya hasil kerja kita saja.
Maka, tiada yang lebih berharga dari sebuah kesempatan yang Allah berikan. Kesempatan memang tak pernah datang dua kali. Maksudnya, ketika ada kesempatan kemudian hari, tentu kesempatan tersebut tidak sama dengan kesempatan yang telah lewat. Berbeda. Meski kita tekadang ingin mengulanginya. Maka, jika suatu hari kita belum mendapatkan kesempatan itu, kita boleh berharap dapat mendapatkan kesempatan yang lebih baik dari itu di kemudian hari. Dan jika kita ingin mendapatkan kesempatan yang juga dapat diraih orang lain, maka berusahalah lebih keras. Sering dengar kan, jika ingin menjadi seperti orang-orang yang telah lebih dulu sukses, maka ikutilah jejaknya. Bisa jadi, kita lebih sukses darinya. Atau minimal mendekati kesuksesannya. Sudah ada bedanya kan, dengan orang yang sibuk mengagumi kesuksesan orang lain tapi tidak melakukan apa-apa?
Kembali ke pertanyaan awal, dapatkah kita membeli sebuah kesempatan? Jawabannya adalah bisa. Dengan apa kita membeli kesempatan? Dengan ikhtiar yang kita lakukan tentunya. Ingin dapat kesempatan haji, ke masjid saja anti. Ingin kesempatan jadi orang kaya, zakat dan sedekah saja lupa. Meraih kesempatan bukan sekedar perkara kebetulan, faktor luck yang tinggi, maupun dapat diperoleh dengan cara-cara yang tidak benar (KKN misalnya). Tapi seberapa besar ikhtiar kita untuk membuat kesempatan  itu hadir dalam kehidupan kita. Ciptakan kesempatanmu lewat doa dan teguhkanlah dengan bertawakkal kepadanya. Ngomong-ngomong, tulisan ini juga takkan  bisa hadir tanpa adanya kesempatan untuk menulisnya. Betul? Wallahua’lam bi ash-shawab. (Selasa, 08 Mei 2012)

No comments:

Post a Comment