“Your prayer is your conversation with Allah. Your prayer is your Vision. Your prayer is your Hope. Your prayer is your Objective and Goal. Make it Firmly.” #M.Syafi’i Antonio
Berdoalah kepada-Ku, maka akan kupekenankan bagimu. Setiap hari kita diberi kesempatan untuk berdialog dengan Allah. Lewat dzikir, sholat, juga doa. Allah selalu online kapan saja kita ingin ngobrol, free talk istilahnya. Terkadang, kita saja yang sok sibuk dan yang tidak bisa daring. Disaat kita senang, kita lupa untuk sekedar berucap syukur. Ketika susah mendera, malah bilang Allah tidak care pada kita. Gimana urusannya, ya? Padahal online dengan Allah setiap saatpun bisa dengan senantiasa membasahi lisan dan hati dzikir pada-Nya. Tanpa harus repot punya gadget terbaru yang super canggih.
Dalam
setiap doa tersimpan berbagai makna. Terjadi percakapan kita dengan
Allah, yang menjadi visi kita. Sebuah proposal yang kita rancang untuk mendapatkan ACC dari-Nya. Didalamnya, kita boleh-boleh saja mengukirnya
dengan tinta emas harapan yang kita inginkan terjadi pada hidup kita. God is the best director. But, sometimes we consider that we’re an architect of our life.
Allah lah yang berhak mengatur setiap fragmen kehidupan seorang
manusia. Namun, kita tetap disuruh meminta. Bukan pasrah begitu saja.
Disitulah kita berperan sebagai hamba yang aktif, mintakan yang hal-hal
terbaik yang ingin kita lakukan dalam hidup di setiap doa yang kita
panjatkan. Karena dengan berdoa, semuanya jadi nyata. Jalan menuju titik
pencapaian yang telah kita tetapkan dengan keteguhan. Selalu ada campur
tangan dari yang maha kuasa, disetiap doa kita akan senantiasa
melibatkan Allah dalam urusan kita. Dengan begitu, tiada yang perlu kita
sombongkan semuanya hasil kerja kita saja.
Maka,
tiada yang lebih berharga dari sebuah kesempatan yang Allah berikan.
Kesempatan memang tak pernah datang dua kali. Maksudnya, ketika ada
kesempatan kemudian hari, tentu kesempatan tersebut tidak sama dengan
kesempatan yang telah lewat. Berbeda. Meski kita tekadang ingin
mengulanginya. Maka, jika suatu hari kita belum mendapatkan kesempatan
itu, kita boleh berharap dapat mendapatkan kesempatan yang lebih baik
dari itu di kemudian hari. Dan jika kita ingin mendapatkan kesempatan
yang juga dapat diraih orang lain, maka berusahalah lebih keras. Sering
dengar kan, jika ingin menjadi seperti orang-orang yang telah lebih dulu
sukses, maka ikutilah jejaknya. Bisa jadi, kita lebih sukses darinya.
Atau minimal mendekati kesuksesannya. Sudah ada bedanya kan, dengan
orang yang sibuk mengagumi kesuksesan orang lain tapi tidak melakukan
apa-apa?
Kembali
ke pertanyaan awal, dapatkah kita membeli sebuah kesempatan? Jawabannya
adalah bisa. Dengan apa kita membeli kesempatan? Dengan ikhtiar yang
kita lakukan tentunya. Ingin dapat kesempatan haji, ke masjid saja anti.
Ingin kesempatan jadi orang kaya, zakat dan sedekah saja lupa. Meraih
kesempatan bukan sekedar perkara kebetulan, faktor luck
yang tinggi, maupun dapat diperoleh dengan cara-cara yang tidak benar
(KKN misalnya). Tapi seberapa besar ikhtiar kita untuk membuat
kesempatan itu hadir dalam kehidupan kita. Ciptakan kesempatanmu lewat doa dan teguhkanlah dengan bertawakkal kepadanya. Ngomong-ngomong, tulisan ini juga takkan bisa hadir tanpa adanya kesempatan untuk menulisnya. Betul? Wallahua’lam bi ash-shawab. (Selasa, 08 Mei 2012)
No comments:
Post a Comment