Khalila Butik Hijab Syar'i

Wednesday, October 24, 2012

Efek Domino (Repost Ponorogo Pos,Maret 2013)


Bismillah...

Efek domino.

Pernah dengar istilah di atas? Istilah 'efek domino' diambil dari analogi permainan domino itu sendiri. Dimana ketika domino itu jatuh kearah barisan domino selanjutnya, semuanya akan jatuh terus menerus sampai akhirnya tak satupun domino itu berdiri. Definisi dari analogi tersebut adalah penyebaran suatu perubahan yang secara terus menerus dalam bentuk reaksi berantai sampai masalah itu dapat dihentikan.

Oke, saya tidak akan membahas permainan domino. Tetapi, dari analogi tersebut akan lebih menarik jika dikaitkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Apapun aktifitas yang tengah kita geluti, semuanya takkan lepas dari keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Katakanlah, adakah hubungannya antara mandi pagi dan kambing congek? Tentu saja ada. Kalau anda tidak mandi dan berani berdekat-dekatan dengan orang lain, minimal orang yang kita dekati akan kebauan dan biilang bahwa bau badan anda mirip kambing congek. Ah, ini hanya asal kepikiran saja kok menulisnya. Bukan pengalaman pribadi. :D

Maksudnya, jika kita lalai atau sering menggampangkan suatu urusan maka hal tersebut dapat menjadi masalah besar dilain hari. Meski itu sepele, hal-hal kecil dan tidak penting bagi kita. Katakanlah ada sederet agenda yang harus kita jalani, rangkaian agenda tersebut telah kita susun dengan rapi. Satu kali saja kita lalai, ibarat balok domino yang anda sentil maka merembetlah ke deretan balok domino selanjutnya. Semuanya jatuh, ambruk. Entah berapa kerugian yang harus ditanggung hingga kita dapat menghentikannya.

Kita sering shalat tidak tepat waktu. Ya, karena hal yang paling mudah dilakukan manusia adalah menunda-nunda shalat. Dikasih waktu yang longgar sekalipun belum tentu akan bersegera. Makanya, shalatlah tepat pada waktunya (YANG UTAMA, INI JELAS-JELAS ADALAH PERINGATAN UNTUK DIRI SAYA SENDIRI!). Shalat itu ibadah yang rutin, yang wajib sehari lima kali. Cukuplah untuk membina kebiasaan dengan sebuah rutinitas. Harusnya, bukan lagi hanya suatu rutinitas melainkan kebutuhan. Ya, semuanya berawal dari shalat.

Lalu, apakah hikmah dari efek domino hanya perkara kejatuhan pada hal-hal yang buruk saja? Mari memaknainya dengan definisi yang lain. Misalnya, kita ingin berpartisipasi dalam membangun peekonomian umat. Kalau menunggu anda menjadi menteri perekonomian, sepertinya kejauhan ya. Ambil saja contoh tentang penerapan ilmu distribusi rezeki. Satu hal yang sepele memang, katakanlah yang anda miliki hanyalah uang 1000 rupiah. Bagaimana caranya dengan potensi itu ikut membangun perekonomian umat?

Caranya, carilah pedagang keliling (asongan) yang berjualan permen atau tissue. Meskipun anda sedang tidak ingin mengemut permen atau makan tissue (eh?), belilah produk mereka. Penting tidak penting, kita sudah menjadi ‘orang penting’ bagi mereka. Si pedagang menerima uang, dapat mengambil laba dan tentu saja akan berpengaruh pada pendapatannya hari itu. Lalu ia membeli beras, di pedagang beras dapat mengulak dagangannya kembali dan seterusnya hingga laporan PDB negara ini meningkat. Pendapatan perkapita meningkat, ekonomipun tergerak. Hebat kan? Itulah penerapan efek domino lain yang saya maksud. Satu tindakan yang efektif dan terarah akan menduduki peranan yang besar lewat proses akumulasi.

Milikilah prinsip, satu kebaikan akan membawa kebaikan lain. Bangunlah balok domino-mu dengan berbagai kebaikan. Agar kelak jika harus jatuh, yang merembet itu semua adalah kebaikan. Kebaikan yang menular, itu bagus!

Selamat belajar!

kalau belum bisa wukuf, kita puasa arafah yuk! J

@khalilaindriana
Oktober, 25st 2012
6:14

No comments:

Post a Comment