Khalila Butik Hijab Syar'i

Sunday, October 21, 2012

Diam Identik dengan Mati!


Menjadi seorang penggagas, terkadang hanya terpantik oleh bersitan ide yang umum, namun masih jarang direalisasikan dengan kesungguhan. Seringkali ada niat yang menggebu-gebu seolah tiada waktu lagi menunda untuk sesegera mungkin dijalankan. Tapi sekejap itu pula niat itu hilang, tergerus oleh ego dan jutaan alasan yang mengiringinya. Ada yang bertahan, namun akhirnya kandas jua oleh terjangan kemalasan dan kesibukan. Langkah awal bukan lagi menjadi pijakan untuk langkah berikutnya demi mencapai sebuah tujuan. Melainkan langkah yang tersendat dan terhenti, untuk sebuah keputusan berbelok atau mungkin berbalik arah. Kecuali, ada alternatif pilihan tindakan yang patut dipertimbangkan.
Niat awal itu sudah luar biasa. Namun, langkah berikutnya adalah yang menentukan. Kalau Columbus mau menerima tantangan untuk mencari benua ketika sayembara, maka tak pantas orang-orang yang tak bergeming itu berkata, ”Aku juga bisa melakukannya!” Tapi, tetap saja Columbus yang bergerak dan berhasil menemukan benua Amerika. Karena kemungkinan berhasil dan gagal dalam mencoba itu perbandingannya 50:50. Meski tak selamanya begitu. Tergantung bagaimana analisa kita dalam menghadapinya, bukan judgement yang selalu mengarah pada pesimistis saja tentunya.
Sudah nampak jelas perbedaannya. Biar dicibir, asal tidak berbalas nyiyir. Sudah suratan takdir, orang yang pertama bersedia menangkap peluang ke arah kebaikan itu dihina dan diremehkan. Bahkan sejak jaman Nabi, Assabiqunal awwalun, mereka yang pertama-tama menyatakan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Alllah dan Muhammad sebagai Rasulullah adalah mereka yang dihina, disiksa, dan diperlakukan semena-mena oleh kaum kafir. Tapi mereka menang, mereka bergerak fi sabilillah yang dibukakan pintu syurga selebar-lebarnya. Mereka yang menyerahkan hidup dan matinya istiqamah di jalan kebenaran, kelak menerima pula balasan terbaik. Sungguh, balasan tersebut adalah  dari Tuhannya, bukan para pendusta agama yang mencemooh mereka di dunia. Ganjaran bagi para pendosa adalah neraka, sedangkan bagi yang beriman dan beramal shalih sudah barang tentu syurga balasannya. Itulah janji Allah yang sebenar-benarnya. Kita memilih yang mana?
Jadi, jika anda takut melangkah dalam kebenaran, ingat-ingatlah pesan ini. Jutaan ide setiap harinya terbentang di hadapan kita, namun hanya orang yang pandai menangkap peluang dan meraih kesempatan yang akan menjadikannya pemenang. Orang yang melakukan kebaikan dan keburukan sebenarnya hanya satu yang sedang mereka lakukan. Yaitu, membuat keputusan untuk sebuah pilihan. Memilih yang manapun, tetap ada implikasi dan resiko yang harus dipertanggungjawabkan. Yang ingin melakukan perubahan dalam hidupnya, akan senantiasa bergerak. Action, action, dan action. Air yang tergenang seiring waktu bisa jadi keruh, berbeda dengan air yang terus mengalir. Setiap saat berganti dengan air bersih lagi jernih.

Teruslah bergerak, karena diam identik dengan mati!

*ingat sekeping semangat yang dikirimkan beberapa tahun silam oleh seorang sahabat. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT. :)

Khalila indriana, Oktober 2012

1 comment:

  1. Yang tak bergerak itu mati. Yang bekerja tak tahu arah itu sia-sia. Yang hanya bicara itu dosa. Lalu dimanakah kita? Kita coba menjadi yang tak berlebihan melakukan sesuatu, berfikir, bergerak dan berkarya sesuai kemampuan dan potensi maksimal kita.. Semoga Allah memudahkan.

    ReplyDelete