Khalila Butik Hijab Syar'i

Wednesday, September 24, 2014

Rumah Berjendela Kaca Itu

Rumah berjendela kaca itu selalu memancarkan aura semangat para penghuninya. Dari sanalah, lahir karya-karya terbaik dari tangan-tangan mungil pemiliknya. Setiap hari, senyum tesungging tuk sekedar saling bertegur sapa. Hebatnya, tak ada kata 'tolong maafkan aku'. Karena sedetik kita bertengkar karena memperdebatkan sesuatu, detik selanjutnya senyum kembali tersungging tanpa syarat. Begitulah cinta, tak pernah ada kata maaf namun ribuan maaf tak terhitung lagi jumlahnya.

Rumah berjendela kaca itu selalu melahirkan cerita baru para penghuninya. Ia seolah menjadi akuarium raksasa, yang menampilkan live show setiap harinya. Tanpa ada kebohongan, tanpa rahasia. Semua jujur, mengalir apa adanya. Terlebih bukan karena rahasia, karena hidup yang singkat ini takkan lagi kami isi dengan hal negatif yang dapat merusak suasana kebersamaan. Kami saling menjaga, menjaga perasaan agar semua baik-baik saja.

Rumah berjendela kaca itu sejatinya tak pernah memandang rumput di halaman tetangga. Entah rumput mereka lebih hijau atau lebih apa. Kami habiskan banyak waktu di sini untuk menyirami rumput kami agar lebih hijau. Agar kami tak mudah menerbitkan rasa iri dan dengki. Kami terlalu lelah untuk menjalani hidup seperti itu, hidup yang selalu merasa tak cukup. Kami memilih menyiram rumput kami sendiri.

Rumah berjendela kaca itu, seperti tak pernah tidur.
Rumah berjendela kaca itu, menjadi saksi sejarah kami menggelar cerita hidup.
Rumah berjendela kaca itu, biarlah tetap seperti itu.

Kelak kami akan membangun rumah berjendela kaca yang lain, dengan cerita yang baru.

Dari sudut rumah berjendela kaca itu, aku tuliskan kisahku. Semampuku.


khalila indriana, September 2014.

No comments:

Post a Comment