Khalila Butik Hijab Syar'i

Wednesday, September 24, 2014

Saat Luka Tersiram Air Garam

Dan kudapati luka lama yang kembali terkuak. Semua itu aku pikir sudah selesai, sirna seiring waktu. Namun aku salah, luka menancap yang telah tercabut itu benar-benar menimbulkan luka yang dalam. Meski ia hampir kering, masih saja luka itu perih kembali setelah tersiram air garam.

Aku, tak ingin mengutuk malam yang terlalu pekat. Aku juga tak ingin merengek pada siang yang terlalu benderang hingga menyilaukan. Aku hanya ingin bertegur sapa dengan pagi yang menghangat, dan angin sore yang semilir menyejukkan. Yang tak pernah berdusta seperti rangkaian kata-katamu yang menjemukan.

Akhir dari semua ini, aku tak pernah lagi bisa membayangkannya. Tetap saja begitu.

Untukmu yang tak pernah kumengerti, mengapa dunia cepat sekali berubah namun nyatanya engkau tidak. Aku tak sepenuhnya membencimu. Aku hanya meragukan diriku, bisakah aku menjadi seorang pemaaf yang tak perlu engkau mengucap padaku. Aku ingin sekali itu, biarlah tetap seperti itu.

Memaafkan, akan membuat perasaanku baik-baik saja.

No comments:

Post a Comment