Khalila Butik Hijab Syar'i

Sunday, January 26, 2014

Menulis Untuk Kebaikan

Menulislah untuk kebaikan.

Aku menulis bukan karena merasa pandai. Aku menulis karena aku masih terlalu bodoh. Sementara tak banyak yang aku miliki sejauh ini, selain kemauan keras untuk terus belajar dan usaha memperbaiki diri yang masih semerawut. Tak banyak pula yang telah kuperbuat untuk menggoreskan catatan amal kebaikan yang kelak 'diperiksa' sebagai bukti. Apakah kelak aku layak berjalan beriringan menuju kehidupan akhirat yang kekal, berdampingan dengan Rasululllah dan orang-orang shalih lainnya. Bersama-sama berkumpul di Jannah-Nya?

Inilah yang akhir-akhir ini mulai menggelayuti pikiranku. Mengenai catatan amal, memikirkan tugas malaikat yang setia berada di sebelah kiri dan kananku. Tak luput sekejap pun mencatat segala kelakuanku. Apa yang bisa kulakukan agar malaikat sebelah kananku nampak sibuk, dan membujuk malaikat di sebelah kiriku agar 'duduk manis' saja? Rasanya, setelah sekian tahun hidup di dunia, aku ingin benar-benar mulai memikirkannya. Dengan cara apa aku menabung pahala, bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, apa saja yang dapat kuperbuat untuk menanam modal sebagai investasi akhiratku kelak?

Nyatanya kemampuanku masih sebatas merangkai kata-kata. Dengan bekal sedikit ilmu yang kupunya, aku masih tertatih menyampaikan ilmu itu pada sesama. Bukan, sekali lagi bukan karena aku merasa 'kebanyakan ilmu'. Justru karena belum banyak yang bisa kubagikan. Aku makin takut jika ilmu-ilmu ini tak kunjung dapat kuamalkan, apalagi belum sempat kubagikan. Dan sekali lagi kuulangi, yang mampu kulakukan masih sebatas menuangkannya ke dalam kata-kata. Semoga Allah memberiku cukup waktu untuk beramal baik sebanyak-banyaknya di dunia.

Ya, aku memilih menulis sebagai salah satu ladang investasi terbesarku, untuk meraih cita-cita tertinggi: meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, dijauhkan dari siksa kubur, di akhirat berkumpul bersama Rasulullah SAW. di Surga-Nya. Bertemu dengan Allah SWT tanpa hijab. Allahumma Aamiin...

Karena dengan menulis, sedikit demi sedikit pemikiranku mulai tertata. Hari ini aku mendengar sebuah nasehat berharga, suntikan semangat yang luar biasa dari Ahmad Rifai Rifan. Beliau menuturkan alasan yang sangat sederhana dan masuk akal. Alasan mengapa aku harus meniatkan menulis sebagai jalan kebaikan.

Yakni ketika nanti di Mahsyar aku terbelalak melihat catatan amalku. "Ya Allah, bukankah timbangan amal baik ku tidak seberat ini? Kemudian betapa indahnya ketika aku mendapat jawaban dari-Nya. "Ya, kau benar. Tapi ribuan orang telah tergerak beramal kebaikan setelah membaca tulisanmu! Berantai amalan sunnah telah terkerjakan setelah ribuan orang membaca karya yang lahir dari jemarimu..."

Merinding aku saat membacanya.

Maka, mengapa aku menulis? Inilah jawabanku. Aku tak pernah menganggap kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sia-sia. Bukan sebagai ajang sok-sok'an atau sekedar menguji intelektualitas. Buat apa? Selama niat menulis untuk kebaikan ini tetap terjaga, semoga Allah beri jalan. Agar senantiasa menapaki jalan yang lurus, jalan yang diridhoi-Nya. Semoga.

Tulisan ini utamanya sebagai pengingat bagiku. Kubagikan agar kelak ada yang mau mengingatkan jika aku mengingkarinya. Karena manusia tempat salah dan lupa. Betul? Mohon diingatkan jika suatu saat aku khilaf dalam berkata-kata.

Hari ini aku juga sedang bahagia. Naskah buku yang sedang ku perjuangkan, hampir selesai. Sekali lagi mohon doanya, agar dapat segera terbit. Niat berbagi sedikit ilmu ini, semoga dimudahkan jalannya oleh Allah. Agar karya sederhanaku bisa sampai ke tangan kalian beberapa bulan kedepan. Bismillah, bi idznillah. Doakan selalu.

Teruntuk saudariku yang tak bosan menyemangatiku untuk segera menyelesaikan naskahku sebelum mengemban amanah lainnya bulan depan, aku sangat berterimakasih atas segala bentuk dukungan darimu. Love you so, semoga Allah memudahkan langkahmu juga. Terimakasih juga untuk kakak ku yang selalu menyayangiku dengan caramu, di sini akulah yang belum mampu membahagiakanmu. Suatu saat nanti, pasti.

Selama darah masih mengalir, aku tak akan bosan merangkai kata. Sebagaimana Tuhan tak pernah bosan memberi hal-hal terbaik dalam hidupku. Jika meniatkannya sebagai bentuk ibadah, Ia akan mencatatnya sebagai ibadah.

Allah Maha Melihat apa yang kau kerjakan. Allah Maha Mendengar apa yang engkau pinta. Allah Maha Tahu apa yang kau butuhkan. Selamat beristirahat.

Akhir Januari bertabur kebaikan, 27 2014.

Regards,

Khalila Indriana
@khalilaindriana

1 comment: