Menulislah untuk kebaikan.
Aku menulis bukan karena
merasa pandai. Aku menulis karena aku masih terlalu bodoh. Sementara tak
banyak yang aku miliki sejauh ini, selain kemauan keras untuk terus
belajar dan usaha memperbaiki diri yang masih semerawut. Tak banyak pula
yang telah kuperbuat untuk menggoreskan catatan amal kebaikan yang
kelak 'diperiksa' sebagai bukti. Apakah kelak aku layak berjalan
beriringan menuju kehidupan akhirat yang kekal, berdampingan dengan
Rasululllah dan orang-orang shalih lainnya. Bersama-sama berkumpul di
Jannah-Nya?
Inilah yang akhir-akhir ini mulai
menggelayuti pikiranku. Mengenai catatan amal, memikirkan tugas malaikat
yang setia berada di sebelah kiri dan kananku. Tak luput sekejap pun
mencatat segala kelakuanku. Apa yang bisa kulakukan agar malaikat
sebelah kananku nampak sibuk, dan membujuk malaikat di sebelah kiriku
agar 'duduk manis' saja? Rasanya, setelah sekian tahun hidup di dunia,
aku ingin benar-benar mulai memikirkannya. Dengan cara apa aku menabung
pahala, bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, apa saja
yang dapat kuperbuat untuk menanam modal sebagai investasi akhiratku
kelak?
Nyatanya kemampuanku masih sebatas merangkai
kata-kata. Dengan bekal sedikit ilmu yang kupunya, aku masih tertatih
menyampaikan ilmu itu pada sesama. Bukan, sekali lagi bukan karena aku
merasa 'kebanyakan ilmu'. Justru karena belum banyak yang bisa
kubagikan. Aku makin takut jika ilmu-ilmu ini tak kunjung dapat
kuamalkan, apalagi belum sempat kubagikan. Dan sekali lagi kuulangi,
yang mampu kulakukan masih sebatas menuangkannya ke dalam kata-kata.
Semoga Allah memberiku cukup waktu untuk beramal baik sebanyak-banyaknya
di dunia.
Ya, aku memilih menulis sebagai salah
satu ladang investasi terbesarku, untuk meraih cita-cita tertinggi:
meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, dijauhkan dari siksa kubur, di
akhirat berkumpul bersama Rasulullah SAW. di Surga-Nya. Bertemu dengan
Allah SWT tanpa hijab. Allahumma Aamiin...
Karena
dengan menulis, sedikit demi sedikit pemikiranku mulai tertata. Hari ini
aku mendengar sebuah nasehat berharga, suntikan semangat yang luar
biasa dari Ahmad Rifai Rifan. Beliau menuturkan alasan yang sangat
sederhana dan masuk akal. Alasan mengapa aku harus meniatkan menulis
sebagai jalan kebaikan.
Yakni ketika nanti di Mahsyar
aku terbelalak melihat catatan amalku. "Ya Allah, bukankah timbangan
amal baik ku tidak seberat ini? Kemudian betapa indahnya ketika aku
mendapat jawaban dari-Nya. "Ya, kau benar. Tapi ribuan orang telah
tergerak beramal kebaikan setelah membaca tulisanmu! Berantai amalan
sunnah telah terkerjakan setelah ribuan orang membaca karya yang lahir
dari jemarimu..."
Merinding aku saat membacanya.
Maka,
mengapa aku menulis? Inilah jawabanku. Aku tak pernah menganggap
kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sia-sia. Bukan sebagai ajang
sok-sok'an atau sekedar menguji intelektualitas. Buat apa? Selama niat
menulis untuk kebaikan ini tetap terjaga, semoga Allah beri jalan. Agar
senantiasa menapaki jalan yang lurus, jalan yang diridhoi-Nya. Semoga.
Tulisan
ini utamanya sebagai pengingat bagiku. Kubagikan agar kelak ada yang
mau mengingatkan jika aku mengingkarinya. Karena manusia tempat salah
dan lupa. Betul? Mohon diingatkan jika suatu saat aku khilaf dalam
berkata-kata.
Hari ini aku juga sedang bahagia. Naskah
buku yang sedang ku perjuangkan, hampir selesai. Sekali lagi mohon
doanya, agar dapat segera terbit. Niat berbagi sedikit ilmu ini, semoga
dimudahkan jalannya oleh Allah. Agar karya sederhanaku bisa sampai ke
tangan kalian beberapa bulan kedepan. Bismillah, bi idznillah. Doakan
selalu.
Teruntuk saudariku yang tak bosan
menyemangatiku untuk segera menyelesaikan naskahku sebelum mengemban
amanah lainnya bulan depan, aku sangat berterimakasih atas segala bentuk
dukungan darimu. Love you so, semoga Allah memudahkan langkahmu
juga. Terimakasih juga untuk kakak ku yang selalu menyayangiku dengan
caramu, di sini akulah yang belum mampu membahagiakanmu. Suatu saat
nanti, pasti.
Selama darah masih mengalir, aku tak
akan bosan merangkai kata. Sebagaimana Tuhan tak pernah bosan memberi
hal-hal terbaik dalam hidupku. Jika meniatkannya sebagai bentuk ibadah,
Ia akan mencatatnya sebagai ibadah.
Allah Maha
Melihat apa yang kau kerjakan. Allah Maha Mendengar apa yang engkau
pinta. Allah Maha Tahu apa yang kau butuhkan. Selamat beristirahat.
Akhir Januari bertabur kebaikan, 27 2014.
Regards,
Khalila Indriana
@khalilaindriana
nice :)
ReplyDelete