Khalila Butik Hijab Syar'i

Friday, October 24, 2014

Resolusi 1436 H

Barusan ada yang ngucapin selamat tahun baru 1436 Hijriyah, sekaligus ngingetin buat bikin resolusi setahun ke depan... ah, mengingat resolusiku tahun 2014 ini, sudah terlaksana 2 dari 3. Nulis buku sebelum lulus kuliah sudah, wisuda bulan oktober juga sudah. Cuman satu aja yang belum, yaitu nikah. Haha, kayaknya menikah belum bisa juga terlakasana tahun 2014 ini. Yah, meski usia sudah matang untuk ukuran seorang akhwat, urusan jodoh... siapa sih yang bisa nebak? Berdoa sajalah yang terbaik.

Oke, kembali ke judul di atas. Resolusi tahun 1436 H. Kira-kira, bakal aku tulis apa aja yaa.. resolusiku setahun ke depan? Meski gak terlalu ada bayangan, bismillah deh.. aku coba tulis beberapa. Ya namanya kata-kata kan juga bagian dari doa. Siapa tahu setelah nulis ini jadi punya semangat buat mewujudkannya, dan Allah pun Ridho atasnya. Sambil terus ikhtiar dan kencengin doanya. Yuk, daripada kebanyakan basa ntar jadi basi, lansung aja nulis 100 resolusi buat tahun 1436 Hijriyah ini. Tapi ini random ya, jadi no 1-100 bukan skala prioritas mana dulu yang bisa terealisasi, ya gak masalah. Bismillah:

1. Benahin Sholat 5 waktu. Sholat di awal waktu, dan salah satunya wajib berjamaah, minimal pas shalat maghrib. Ya Rabb.. semoga sholat wajibku tak lagi sekedar kewajiban, namun menjadi kebutuhan.
2. Mulai merutinkan Sholat sunnah Rowatib, Dhuha, dan Tahajjud. Kalau bisa sholat Hajat dan Tobat juga. Umur hampir seperempat abad loh, inget jatah umur makin berkurang. Banyakin ibadah sunnahnya.
3. Tilawah One day one juz.
4. Hafalan juz 30.
5. Berhijab Syar'i
6. Sedekah selepas shubuh.
7. Tidur lebih awal maksimal jam 22.00, bangun lebih awal juga jam 02.30.
8. Menulis minimal 30 menit sehari, selain untuk setor tulisan.
9. Membaca minimal 3 buku per minggu, 100 artikel web, di antaranya 10 artikel berbahasa Inggris.
10. Menulis 3 buah buku, 1 diterbitkan penerbit mayor, 1 minor, 1 selfpublishing.
11. Nulis buku harian :D
12. Belajar menulis cerpen.
13. Belajar (lagi) menulis novel.
14. Ikut seminar kepenulisan di luar kota.
15. Mengelola blog pribadi, tentang hijab syar'i.
16. Belajar tentang SEO.
17. Belajar dasar-dasar ilmu komputer yang belum dibisa.
18. Membiasakan punya wudhu.
19. Punya laptop pribadi.
20. Punya modem dan tiap bulan bisa ngisi :D
21. Merintis dan menekuni bisnis hijab syar'i.
22. Punya toko/butik hijab syari.
23. Beli buku minimal 2 buku tiap bulan.
24. Punya rak buku yang bagus.
25. Punya meja komputer/meja kerja yang nyaman buat nulis.
26. Belajar jadi penyiar radio GoPesantren dan istiqomah megang jadwal Menulis Dengan Hati.
27. Lebih istiqomah lagi jadi admin Hijab Aisyah.
28. Menulis buku sejarah unmuh dan menyelesaikan proyek ini dengan baik.
29. Mengerjakan proyek dari bu choirul dan mbak nourma.
30. Melunasi hutang-hutang (cek di list hutang).
31. Mengerjakan proyek majalah sekolah SD Qurrotaa'yun bersama Mbak Hida.
32. Mengelola dan ikut aktif di Komunitas Literasi Indonesia Ponorogo.
33. Melaksanakan program bee foundation.
34. Melunasi hutang puasa.
35. Bikin paspor.
36. Buka tabungan umroh.
37. Buka tabungan nikah.
38. Mengembangkan bisnis shopie paris.
39. Menulis buku tentang motivasi remaja muslim.
40. Menulis buku tentang ekonomi syariah.
41. Menulis novel islami.
42. Membuat souvenir pernikahan untuk sendiri.
43. Belajar memasak menu sehari-hari (lauk pauk dan sayuran)
44. Mengenal min. 20 orang baru setiap minggu.
45. Menjadi fasilitator di kelas Inspirasi.
46. Membina adik-adik ROHIS Smada minimal 1 kali pertemuan setiap minggu.
47. Belajar membuat cake/bolu kukus yang enak.
48. Belajar cara-cara merawat bayi (baca, baca, tanya! hehehe)
49. Belajar menulis dengan tulisan tangan.
50. Menjaga kebersihan badan, rumah, dan lingkungan sekitar.
51. Banyak tersenyum.
52. Ke toko buku minimal seminggu sekali.
53. Bisa menulis artikel berbahasa inggris.
54. Belajar nyetir :D
55. Aqiqah. kalo bisa sebelum Idul Adha, Idul Adha bisa Qurban :D
56. Menyambung silaturahim dengan teman-teman lama.
57. Rajin merawat anggota tubuh.
58. Rutin mendengarkan Murattal.
59. Bisa berbagi rezeki untuk bapak dan ibuk.
60. Membantu kelancaran acara adek.
61. Tetap menjalankan bisnis ichonochan craft, dan merintis bisnis souvenir.
62. Belajar bersikap lebih lemah lembut dan ramah.
63. Belajar sabar dan tak mudah marah.
64. Lebih mencintai keluarga, bapak, ibuk, kakak, adek dan seluruh keluarga besar.
65. Lebih banyak berdzikir kepada Allah SWT.
66. Bisa mengelola bisnis online lebih maksimal lagi.
67. Hidup sehat, hidup produktif.
68. Boleh, menonton drama korea untuk hiburan, tapi di jadwal :D
69. Punya waktu untuk menyiapkan diri sebelum beraktifitas.
70. Olahraga!
71. Bertemu dengan penulis-penulis/ menghadiri seminar dan bedah buku yang diadakan sepanjang tahun.
72. Mengikuti event perbukuan, ikut terlibat mengisi acara atau yg lainnya.
73. Belajar tentang mendirikan sebuah toko/butik.
74. Menyayangi teman-teman dan orang-orang yang sering bertemu sehari-hari.
75. Srawung dengan tetangga :D
76. Menulis buku tips.
77. Belajar ngaji/tahsin sama ustadzah fina.
78. Belajar hemat :D
79. Hidup lebih bahagia, menikmati hidup dengan melakukan hal yang bermanfaat.
80. Punya album foto-foto kenangan saat wisuda/ momen yang lainnya versi cetak.
81. Menulis naskah buku, selesai, terbitkan, dst.
82. Menjelajah tempat-tempat baru di Ponorogo :D
83. Mengikuti kegiatan-kegiatan positif yang di adakan sepanjang tahun.
84. Puasa Senin-Kamis :D
85. Membiasakan berbicara yang sopan dan santun :D
86. Belajar public speaking.
87. Nonton TV dengan tayangan yang mencerahkan.
88. Merapikan berkas-berkas yang tidak terpakai dan yang masih dibutuhkan.
89. Belajar tidak mencampuri urusan orang lain, kepo, dst. Just focus on your life!
90. Memperpanjang SIM C :D
91. Mendapat pekerjaan yang baik, ilmu S1 nya bermanfaat, dan masih dapat menjalankan 90 resolusi di atas tanpa alasan sibuk oleh pekerjaan.
92. Dapat mengemban amanah pekerjaan dengan baik dan professional.
93. Sukses dengan cara sendiri, dan bisa meraih apa yang dicita-citakan oleh bapak dan ibu.
94. Bisa Umroh dan mengumrohkan bapak dan ibu.
95. Menjadi penulis produktif.
96. Bisa menjelajahi kota-kota lain di Indonesia dengan karya dan silaturahim yang baik.
97. Mandiri dalam segala hal.
98. Istiqomah dalam menjalankan ajaran Islam, bertambah iman, baik akhlaknya dan semakin baik nasibnya.
99. Selalu membuat bapak dan ibu tersenyum.
100. Menikah.

Wah wah wah... 100 resolusi, bagiku relatif banget. Sedikit banyaknya. Yah, ini bukan sekedar impian dan harapan. Juga resolusi yang bertabur doa. Aku sendiri gak tau, nasib yang seperti apa yang Allah telah tuliskan untukku. Dalam merancang apa yang ingin kulakukan dalam hidup pun, aku masih banyak dilanda kebingungan. Tapi, bagiku... menjalani kehidupan itu sendiri dengan sebaik-baiknya adalah hal yang msih bisa aku usahakan dan lakukan. Dengan sikap penerimaan yang legowo, aku ingin Allah ridho dengan apa yang aku lakukan. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Semoga ini menjadi salah satu pengingatku jika kelak aku mulai kehilangan arah dan tak tau lagi apa yang harus aku lakukan.

Aku sih, nulisnya insidental banget hari ini.. yah, kalau di perjalanan setahun kedepan ada banyak perubahan, atau pencapaian lain yang ingin kuraih, pasti aku catat. Nanti aku posting menjelang akhir tahun, apa saja pencapaian yang bisa aku raih dari 100 resolusi ini, dan pencapaian lain yang bisa kuraih. Bismillah saja. Jika belum tercapai semua, semoga tak kecewa.. hehe. Yang penting sudah berusaha.

Salam sukses, selamat tahun baru hijriyah 1436 H ya...

Khalila Indriana.

Thursday, September 25, 2014

Ide Bertemu Kesempatan = Action!

Siang yang beranjak terik, menggiring tiga bidadari bertemu di depan masjid dhuwur Al-Hikmah tepatnya di jalan Soekarno-Hatta, Ponorogo. Aku, Indriani Taslim dan Ammah Hida Cakep punya misi khusus hari ini untuk ketemuan dengan salah satu penulis senior yang kebetulan tinggal tak jauh dari masjid dhuwur. Namanya mbak Ruwi Meita. Beliau penulis produktif yang menekuni bidang fiksi novel bergenre Thriller. Horor-horor gimana.. gitu deh yang beliau tulis. Sudah ada lebih dari 10 buku adaptasi; dari skenario ke buku, dan beberapa buku sendiri yang kebanyakan emanya horor. Beliau juga banyak menulis ke majalah dan koran, dan sekarang mermbah ke cernak.

Sebenarnya sudah lama ichon diundang main ke tempat mbak Ruwi untuk ke rumah beliau. 
Sekedar sharing tentang kepenulisan atau mengunjungi rumah baca yang beliau dirikan di beranda rumahnya. Setelah janjian, akhirnya Kamis, 25 September 2014 kami bisa bertemu beliau di kediamannya. Jl. Seram no. 10b. Padahal dulu sebelum ustadzah Fina pindah, aku dan ichon sering pakai banget ke masjid dhuwur. Eh, ternyata dekat sekali.. dunia hanya selebar daun kelor. Hmm, bener juga kali ya. Dan akhirnya kami menemukan setitik kehidupan di sebuah rumah bercat warna hijau muda, dengan halaman yang cukup luas dan pagar yang agak jauh dari rumahnya sendiri.

Dan, kami disambut hangat oleh mbak Ruwi Meita juga ibu mertuanya. Btw, ibu mertuanya ini juga ibu dari guru seniku di Smada, bapak Sugeng Hariyadi. Jadi, mbak ruwi ini adalah adik iparnya dari pak Sugeng. Lagi-lagi dunia terasa sempit, ya? Begitulah. Mbak Ruwi sendiri asli Yogya, dan sering bolak-balik Ponorogo-Jogja. Enam tahun beliau menetap di Ponorogo.

Usut punya usut, beliau ini juga sedang mencari-cari orang-orang yang bergerak di dunia literasi di Ponorogo. Nah, setelah ngobrol panjang dengan mbak Hida kemarin, dan bercerita tentang mbak Ruwi, ternyata mbak Hida menyambut dengan tak kalah antusiasnya. Karena beliau sendiri selalu excited dengan dunia kepenulisan. Aku dan ichon berfikir, inilah momen yang pas untuk mempertemukan beliau-beliau ini dalam satu wadah yang 'nyambung'. Well, ternyata keputusan mempersatukan ide-ide ini membuahkan hasil. Harus ada sesuatu yang dapat kita kerjakan bersama-sama.

Kami mengobrol banyak tentang dunia literasi, mbak Hida yang vokal lebih mendominasi untuk menyampaikan ide-ide briliannya dalam rangka project menggagas "Ponorogo Membaca", membumikan Rumah Baca di Ponorogo sampai roadshow keliling ke sekolah-sekolah untuk memberikan pelatihan kepenulisan dan pengenalan budaya membaca. Klik sekali dan asik pembahasan kami siang itu.

Kami lebih membahas ke konsep-konsep dan rencana ke depan, bagaimana komunitas literasi di Ponorogo ini dapat terbentuk dan berjalan dalam cakupan yang lebih luas lagi. Lintas generasi dan dapat di terima oleh seluruh lapisan masyarakat. Terutama di kota Ponorogo sendiri. Dengan Agenda terdekat kami adalah mengisi spot acara di Pesta Sejuta Buku yang tiap tahun memang diadakan di gedung Apollo. Bersama anak-anak dari komunitas CAKEP binaan mbak Hida yang rencananya akan memfokuskan penampila ke acara musik, dan kami juga akan membuat acara bedah buku dan workshop kepenulisan dengan narasumber mbak Ruwi dan mbak Yoana Dianika yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan. Juga ada wisata buku yang pesertanya anak-anak 
SD yang akan diajak berkeliling ke area pesta buku tersebut.

Banyak sekali pembahasan kami tentang buku, yang dapat membuat banyak perubahan besar bagi diri seseorang maupun dalam komunitas. Buku menjadi sarana yang ampuh, bahwa seharusnya memang ada efek bagi yang sudah membaca buku. Pun dengan penulisnya. Curahan gagasan sang penulis dalam sebuah karya sangatlah bermakna. Baik utuk kehidupannya sendiri maupun bagi pembaca. Kalau kata mbak Ruwi, menariknya dari seorang penulis itu adalah dapat berubah-ubah pola pikirnya sesuai dengan apa yang ia tulis. Sampai kadang si penulis lupa, saya ini umur berapa ya?? hehehe. Kami pun tertawa. Kalau kata mbak hida, dunia kepenulisan/penulis itu bukanlah dunia yang sepi. Dan mbak Ruwi pun setuju. Justru dengan masuk ke dunia kepenulisan, di sanalah kita menemukan kehidupan yang riuh, dan banyak sekali hal yang dapat kita pelajari. Dunia yang dapat membawa kita merambah banyak aspek kehidupan, tak terbatas ruang dan waktu.

Ah, rasanya tak cukup ruang untuk menceritakan detail pertemuan kami yang tak kurang dari satu jam lebih itu. banyak sekali yang di bahas, terutama keprihatinan akan dunia literasi di kota tercinta kami ini yang belum tergarap secara sempurna. Semoga ide-ide kami bertemu kesempatan yang tepat sehingga ada aksi nyata untuk mewujudkan ide tersebut menjadi suatu gerakan yang masiv kedepannya. Senang sekali bertemu orang-orang hebat hari ini. Semoga lain waktu dapat berlanjut pertemuan ini, tak hanya sekali dua kali namun secara intens dan bersinergi.

Kesan dari mbak Ruwi, enam tahun tinggal di Ponorogo, baru ketemu orang! Hehe, maksudnya yang dapat diajak untuk sharing tentang kepenulisan dan nyambung dengan mimpi mbak Ruwi untuk menghidupkan dunia literasi di kota Ponorogo ini. Semoga semuanya dimudahkan olehNya. :)

Salam Buku!

P.S.: Thanks mbak Ruwi, atas kenang-kenangan bukunya yang cantik. Semoga bisa ikut meramaikan rumah bacanya lain waktu :)

Wednesday, September 24, 2014

Saat Luka Tersiram Air Garam

Dan kudapati luka lama yang kembali terkuak. Semua itu aku pikir sudah selesai, sirna seiring waktu. Namun aku salah, luka menancap yang telah tercabut itu benar-benar menimbulkan luka yang dalam. Meski ia hampir kering, masih saja luka itu perih kembali setelah tersiram air garam.

Aku, tak ingin mengutuk malam yang terlalu pekat. Aku juga tak ingin merengek pada siang yang terlalu benderang hingga menyilaukan. Aku hanya ingin bertegur sapa dengan pagi yang menghangat, dan angin sore yang semilir menyejukkan. Yang tak pernah berdusta seperti rangkaian kata-katamu yang menjemukan.

Akhir dari semua ini, aku tak pernah lagi bisa membayangkannya. Tetap saja begitu.

Untukmu yang tak pernah kumengerti, mengapa dunia cepat sekali berubah namun nyatanya engkau tidak. Aku tak sepenuhnya membencimu. Aku hanya meragukan diriku, bisakah aku menjadi seorang pemaaf yang tak perlu engkau mengucap padaku. Aku ingin sekali itu, biarlah tetap seperti itu.

Memaafkan, akan membuat perasaanku baik-baik saja.