Sambil menunggu masuk kelas kewirausahaan kemarin, saya menyempatkan diri ke perpustakaan sebentar. Biasa, sekedar baca-baca artikel di koran untuk menyegarkan fikiran. Saat saya membolak-balik koran republika, ada kolom yang (selalu) menarik untuk saya baca. Yaitu tulisan mbak Asma Nadia, yang kali membahas tentang "MEMBANGUN KEBAIKAN".
Seperti yang beliau sampaikan dalam tulisannya, saya juga yakin saat ini masih banyak orang yang baik. Namun yang menjadi permasalahan, kebanyakan masih diam. Dalam artian untuk menyeru kebaikan dan kebenaran. Perasaan takut, merasa sok baik, dsb. tentu menjadi faktor yang membuat banyak orang masih diam dan ragu dalam menyeru kebaikan. Misal, kita tahu banyak mal yang masih tidak memperhatikan fasilitas ibadah bagi pengnjungnya. Hanya tersedia mushala kecil di basement dekat parkiran. Jika kita ingin pelayanan ditingkatkan, sempatkanlah untuk datang ke customer service untuk mengajukan keluhan. Satu, dua, sepuluh dst. jika setiap kali orang berfikir untuk mengajukan komplain maka pihak manajemen mal pasti akan 'ngeh', dan berusaha meningkatkan kualitas.
Dalam membangun kebaikan, setiap orang harus punya andil yakni mem-follow up kebaikan2 yang ada di sekitarnya. Saat ini media, sosmed, memiliki pengaruh sangat signifikan dijadikan sarana untuk menjalankannya. Memanfaatkan fasilitas retweet, share, atau menuliskan kembali gagasan kebaikan dengan bahasa kita sendiri. Satu orang yang mengutarakan kebaikan, disambung dengan kebaikan-kebaikan yang lain lama kelamaan akan membentuk ikatan yang kuat. Sehingga tidak hanya keburukan yang umum ditunjukkan, namun kebaikan menjadi suatu hal yang wajar dan harusnya memang lebih dapat diterima.
Dalam hadits arba'in yang di riwayatkan oleh Muslim disebutkan, Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.”
Ya, itu semua kebali pada masing-masing. Mau ikut berjuang menerbar kebaikan atau memilih tetap menjadi baik bagi dirinya sendiri dalam DIAM.
Just for share. Semoga Allah mencatat amal baik kita.. :)
Khalila Indriana, 2013
100 hari, kurang berapa hari ini PSH? :P